Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, NEW YORK– Analisis Mendalam tentang Keamanan dan Regulasi Kendaraan Otonom (AV)
Selama bertahun-tahun, kendaraan otonom (Autonomous Vehicles/AV) digadang-gadang sebagai inovasi terbesar berikutnya di industri otomotif.
Namun, regulator dan pembuat kebijakan pemerintah masih meragukan keamanan teknologi ini dalam bentuknya yang sekarang, sehingga mereka mengambil langkah untuk mengaturnya. Penguji independen juga telah mengeluarkan peringatan keamanan untuk banyak kendaraan semi-otonom.
1. Masalah Keamanan dalam Sistem Mengemudi Semi-Otonom
Baru-baru ini, Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) merilis program penilaian baru untuk sistem mengemudi semi-otonom dari produsen mobil ternama. Pengujian dilakukan pada 14 sistem, dan 11 di antaranya gagal memenuhi standar keamanan. Hanya Lexus Teammate with Advanced Drive yang mendapat peringkat “acceptable”, sementara GM Super Cruise dan Nissan ProPilot Assist with Navi-Link dinilai “marginal”.
IIHS menemukan bahwa tidak ada sistem yang memastikan pengemudi tetap waspada saat fitur semi-otonom aktif. Hal ini berbahaya karena kecerobohan pengemudi dapat menyebabkan kecelakaan jika tiba-tiba diperlukan intervensi manual.
Jika produsen mobil tidak bisa menjamin kewaspadaan pengemudi, regulator mungkin memberlakukan pembatasan lebih ketat—yang berpotensi menghambat pengembangan AV.
2. Kecelakaan AV yang Mengguncang Kepercayaan Publik
Kepercayaan publik terhadap AV terus menurun setelah beberapa insiden besar. Salah satunya terjadi pada Oktober 2023, ketika mobil otonom Cruise di San Francisco gagal berhenti dan menyeret seorang pejalan kaki. Kasus ini memicu pertanyaan tentang seberapa aman pengujian AV dan apakah perusahaan lebih mementingkan ekspansi cepat daripada keselamatan.
California selama ini menjadi pusat pengujian AV, dengan DMV California dan California Public Utilities Commission (CPUC) yang memberikan izin secara longgar. Kritik menyatakan bahwa pemerintah lokal dan warga tidak dilibatkan dalam proses persetujuan, sehingga menimbulkan ketidakpuasan.
3. California Berupaya Berikan Kewenangan ke Pemerintah Daerah
Menanggapi kekhawatiran ini, Senat California mengajukan rancangan undang-undang (RUU) baru yang akan memberikan hak kepada kota dan pemerintah daerah untuk mengatur AV sendiri. Jika disetujui, UU ini akan:
* Memungkinkan pemerintah daerah membatasi pengujian AV di zona risiko tinggi.
* Mengharuskan izin tambahan atau sertifikasi keamanan sebelum AV dioperasikan.
* Mengurangi penolakan terhadap AV dengan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Kota seperti San Francisco telah mengalami protes warga karena terganggu oleh uji coba AV. Dengan kendali lokal, diharapkan inovasi dan keamanan bisa lebih seimbang.
4. Dampak Lebih Luas bagi Pengembangan AV
Temuan IIHS dan perubahan regulasi menunjukkan bahwa perusahaan AV harus lebih mengutamakan keselamatan. Beberapa tantangan utama meliputi:
* Memperbaiki sistem pemantau pengemudi agar tidak disalahgunakan.
* Meningkatkan deteksi pejalan kaki dan respons darurat pada AV full-otonom.
* Berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk membangun kepercayaan publik.
Kesimpulan
Meskipun AV menjanjikan banyak manfaat, jalan menuju adopsi massal masih dipenuhi tantangan. Buruknya nilai keamanan dari IIHS, kecelakaan fatal, dan perubahan regulasi di California membuktikan bahwa pendekatan yang lebih hati-hati diperlukan. Tanpa peningkatan keamanan dan dialog dengan masyarakat, perusahaan AV justru berisiko memperlambat realisasi teknologi ini.***