Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Para pakar kesehatan memperingatkan terhadap praktik populer menyeruput air kelapa langsung dari buahnya, dengan alasan adanya risiko kesehatan tersembunyi yang terkait dengan kontaminasi.
Menurut The Times of India , kelapa tidak steril setelah dipanen. Meskipun tampak segar dan tidak rusak dari luar, kelapa dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri dan jamur jika disimpan dalam kondisi hangat dan lembap.
Mikroba dapat masuk melalui retakan pada kulit kelapa atau selama penanganan, dan tidak seperti pembusukan makanan pada umumnya, kontaminasi seringkali tidak menunjukkan tanda-tanda yang terlihat.
Sebuah studi kasus yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menggarisbawahi bahayanya. Pada tahun 2021, seorang pria berusia 69 tahun di Denmark meninggal setelah meminum air kelapa yang terkontaminasi jamur penghasil racun.
Dalam beberapa jam, ia mengalami mual, muntah, dan kebingungan, diikuti oleh gerakan otot yang tidak normal. Kurang dari 26 jam kemudian, ia mengalami kegagalan multi-organ dan meninggal dunia.
Berikut ini risiko kesehatan yang terkait dengan meminum air kelapa yang terkontaminasi:
Gangguan gastrointestinal: Mual, diare, dan kram perut mungkin muncul dalam beberapa jam.
Gejala neurologis: Racun jamur seperti 3-NPA dapat memicu pusing, kebingungan, kejang, dan kejang otot.
Komplikasi pernapasan: Kasus yang parah dapat menyebabkan sesak napas, sesak dada, atau cairan di paru-paru.
Akibat fatal: Dalam kasus yang jarang terjadi, kontaminasi dapat mengakibatkan kegagalan organ yang tidak dapat dipulihkan dan kematian.
Para ahli menyarankan agar air kelapa hanya dikonsumsi jika disimpan dan ditangani dengan benar, dan merekomendasikan untuk memilih versi yang dipasteurisasi atau dikemas bila memungkinkan untuk meminimalkan risiko kontaminasi.***