Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, IRAN– Iran telah menandatangani kesepakatan senilai USD 25 miliar (sekitar Rp400 triliun) dengan perusahaan nuklir milik negara Rusia, Rosatom, untuk membangun empat pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah Iran.
Kesepakatan ini diumumkan pada September 2025 dan termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir generasi III yang akan dibangun di situs seluas 500 hektar di kawasan Sirik, Hormozgan.
Setiap pembangkit memiliki kapasitas sekitar 1.255 megawatt, dengan total kapasitas mencapai sekitar 5.000 megawatt, sehingga akan sangat memperkuat pasokan listrik Iran yang selama ini masih kekurangan terutama saat puncak permintaan.
Selain itu, ada juga nota kesepahaman terkait pengembangan reaktor nuklir skala kecil (small modular reactors/SMRs) sebagai bagian dari langkah bersama antara Iran dan Rusia di sektor energi nuklir.
Kesepakatan ini memperkuat hubungan panjang kedua negara dalam bidang nuklir dan menjadi bagian dari strategi Iran untuk meningkatkan kapasitas energi nuklirnya hingga 20 gigawatt pada 2040.
Kesepakatan ini juga terjadi di tengah kebangkitan kembali sanksi PBB terhadap Iran yang dipicu oleh pelanggaran kesepakatan nuklir 2015 oleh Iran menurut tuduhan negara-negara Eropa.
Dengan kesepakatan ini, Iran berharap dapat mengatasi masalah defisit listrik dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, serta memperkuat posisi geopolitiknya di tengah tekanan internasional terkait program nuklirnya.
Rusia mendukung Iran dengan menyediakan teknologi nuklir canggih dan membela program nuklir damai Iran dari kritikan Amerika Serikat dan Israel.
Kesepakatan senilai USD 25 miliar antara Iran dan Rosatom untuk membangun empat pembangkit listrik tenaga nuklir akan memberikan dampak signifikan terhadap pasokan listrik domestik Iran.
Dampak utama termasuk:
-
Peningkatan kapasitas pasokan listrik: Dengan total kapasitas pembangkit sekitar 5.000 megawatt, tambahan listrik ini akan membantu mengatasi kekurangan pasokan listrik di Iran, terutama saat puncak kebutuhan energi. Hal ini dapat mengurangi seringnya pemadaman listrik yang selama ini masih terjadi di berbagai wilayah di Iran.
-
Diversifikasi sumber energi: Pembangunan pembangkit nuklir akan mengurangi ketergantungan Iran pada sumber energi fosil seperti gas dan minyak bumi untuk menghasilkan listrik. Ini juga dapat meningkatkan stabilitas pasokan listrik jangka panjang mengingat energi nuklir adalah sumber energi yang dapat diandalkan dan berkelanjutan.
-
Penguatan infrastruktur energi: Investasi besar ini berpotensi mendorong pengembangan infrastruktur energi yang lebih modern dan efisien, sekaligus membuka peluang kerja dan pengembangan teknologi nuklir dalam negeri.
-
Pengurangan tekanan pada jaringan listrik: Dengan kapasitas baru yang besar, beban pada jaringan listrik nasional bisa lebih tersebar merata dan risiko overload atau gangguan sistem dapat dikurangi.
Secara keseluruhan, kesepakatan ini diharapkan memperkuat ketahanan energi Iran, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kualitas layanan listrik bagi masyarakat domestik selama dekade mendatang. **