Menu

Mode Gelap

Internasional

Gelombang Aksi Demo Anti Elon Musk Landa Amerika dan Eropa! Tujuh Mobil Tesla Dibakar

badge-check


					Aksi anti Presiden Donald Trump dan Elon Musk semakin meluas. Di Texas sedikitnya tujuh mobil buatan Tesla dibakar. Mereka menyerukan anti Elon Musk dan dituduh sebagai Miliarder Otoriter. Bukan hanya terjadi di Amerika saja, aksi demo juga melanda Eropa. Tangkap layar video Youtube@ANI Perbesar

Aksi anti Presiden Donald Trump dan Elon Musk semakin meluas. Di Texas sedikitnya tujuh mobil buatan Tesla dibakar. Mereka menyerukan anti Elon Musk dan dituduh sebagai Miliarder Otoriter. Bukan hanya terjadi di Amerika saja, aksi demo juga melanda Eropa. Tangkap layar video Youtube@ANI

Penulis: Jacobus E. Lato  |  Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, NEW YORK – Gelombang protes anti Elon Musk (CEO Tesla) melanda Amerika Serikat dan Eropa. Para demonstran menuntut agar ia dipecat dari posisinya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) dalam pemerintahan Donald Trump.

Dalam aksi itu sedikitnya tujuh mobil Tesla dibakar di beberapa lokasi, termasuk showroom di Las Vegas. Pembakaran ini dilakukan oleh individu yang diduga menggunakan bom molotov, dan terdapat juga grafiti yang mengekspresikan penolakan terhadap Musk dan kebijakannya

Aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes yang lebih besar, dikenal sebagai “Tesla Takedown”, yang mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap pengaruh politik Musk dan kebijakan yang dianggap merugikan masyarakat. Banyak demonstran merasa bahwa tindakan Musk berkontribusi pada tindakan otoriter dan merugikan demokrasi.

Musk mengutuk aksi kekerasan ini, menyebutnya sebagai “terorisme domestik” dan menuduh Partai Demokrat sebagai dalang di balik protes tersebut. Ia menekankan bahwa Tesla hanya memproduksi mobil listrik dan tidak layak menerima serangan semacam itu.

Aksi ini, yang dikenal sebagai ‘Tesla Takedown’, berlangsung mulai Jumat  29 Maret 2025 waktu setempat, dan melibatkan ribuan orang yang berkumpul di depan showroom Tesla di berbagai kota seperti New York, California, dan Texas, serta di beberapa lokasi di Eropa.

Protes ini dipicu oleh kekhawatiran akan kekuasaan yang semakin besar Musk sejak menjabat sebagai penasihat utama presiden. Para demonstran mengklaim bahwa kebijakan Musk telah mengarah pada tindakan otoriter dan merugikan demokrasi.

Warga Amerika Serikat menentang Elon Musk karena beberapa alasan utama yang berkaitan dengan kekuasaan dan pengaruhnya dalam pemerintahan serta dampak kebijakannya. Berikut adalah beberapa poin kunci dari penolakan tersebut:

Musk telah memperoleh kekuatan luar biasa sejak menjadi penasihat utama Presiden Donald Trump, yang memicu kekhawatiran tentang konsolidasi kekuasaan di tangan individu. Banyak yang merasa bahwa tindakan Musk dapat mengarah pada otoritarianisme dan merusak demokrasi.

Kritikus, termasuk beberapa anggota Kongres, khawatir bahwa Musk memiliki akses ke data pribadi warga AS, termasuk informasi keuangan dan pajak. Hal ini dianggap berpotensi disalahgunakan untuk keuntungan pribadi atau politik, menciptakan konflik kepentingan yang serius.

Kebijakan penghematan anggaran yang diterapkan melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk dianggap merugikan banyak program pemerintah penting. Beberapa protes menyerukan penutupan DOGE karena dampaknya yang merugikan terhadap layanan publik.

Keterlibatan Musk dalam politik, terutama dukungannya terhadap partai sayap kanan dan hubungan dekatnya dengan Trump, telah menyebabkan penurunan popularitas Tesla di kalangan konsumen yang lebih progresif. Banyak pemilik Tesla merasa terasing oleh perubahan arah politik Musk.

Tindakan Musk dalam mengubah regulasi dan kebijakan pemerintah juga dipandang sebagai risiko bagi keamanan nasional dan privasi warga. Para kritikus berpendapat bahwa ini bisa berdampak negatif pada stabilitas sosial dan ekonomi.

Protes ini mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap kekuasaan individu dalam konteks pemerintahan dan bisnis, serta dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan.

Mereka membawa spanduk dengan pesan-pesan seperti “Lawan miliarder otoriter” dan “Kirim Musk ke Mars sekarang” untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka.

Dukungan dan Respons

Aksi ini mendapat dukungan dari sejumlah politisi dan tokoh publik, termasuk anggota Kongres yang menyerukan agar protes terus berlanjut. Beberapa tokoh, seperti aktor John Cusack, juga ikut serta dalam menyuarakan penolakan terhadap kepemimpinan Musk. Namun, protes ini tidak selalu berjalan damai; beberapa insiden kericuhan dilaporkan terjadi, termasuk vandalisme terhadap kendaraan Tesla dan dealer.

Musk sendiri tampak tenang di tengah protes ini. Dalam pertemuan perusahaan, ia menyatakan optimisme tentang masa depan Tesla meskipun ada penurunan penjualan di pasar. Analis memperingatkan bahwa Musk harus menemukan cara untuk keluar dari krisis ini agar Tesla tidak terjebak dalam badai politik yang lebih besar.

Protes ini mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap kekuasaan individu dalam politik dan bisnis, serta dampaknya terhadap masyarakat dan demokrasi. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Semangat Pejuang Pelajar Hadir dalam Muskerda Paguyuban MAS TRIP Jawa Timur

24 Juni 2025 - 10:44 WIB

Sego Rp2 Ribu: Cara Sederhana untuk Peduli Sesama

24 Juni 2025 - 02:01 WIB

Pejabat Iran Pertimbangkan Pencopotan Ali Khamenei sebagai Pemimpin

23 Juni 2025 - 12:56 WIB

Bocah Indonesia Umur 5 Tahun Diserang Pria Bersenjata di Singapura

23 Juni 2025 - 12:20 WIB

Balon Udara Terbakar di Brasil, 21 Wisatawan Terjun Bebas 8 Orang Tewas

23 Juni 2025 - 10:31 WIB

77 Jabatan di Pemkab Jombang Masih Lowong, Bupati Warsubi: Persetujuan Kemendgari Belum Turun

23 Juni 2025 - 10:04 WIB

Bupati Warsubi Luncurkan Pantun Meriahkan Sedekah Dusun Bulak Mojokrapak

23 Juni 2025 - 09:28 WIB

Rumah Syukur HUT ke 80 RI, Warsubi: Kepedulian Luar Biasa dari Ponpes Siddhiqiyyah Jombang

23 Juni 2025 - 07:18 WIB

Beginilah Aksi Tipu-tipu Pembom B-2 Sebelum Menyerang Iran

22 Juni 2025 - 23:18 WIB

Trending di Internasional