Menu

Mode Gelap

News

Kepsek SD Tewas di Tangan Dukun Palsu, karena Gagal Ritual Mencari Pesugihan

badge-check


					Polisi dan petugas kesehatan melakukan pembongkaran tempat jasad Muhsan Ngali dikubur, setelah kejadian pembunuhan menggunakan rcaun sianida  di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, Jumat, sekitar pukul 00.00 WIB, 16 Mei 2025. Tangkap layar Video Instagram@rmol.id Perbesar

Polisi dan petugas kesehatan melakukan pembongkaran tempat jasad Muhsan Ngali dikubur, setelah kejadian pembunuhan menggunakan rcaun sianida di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, Jumat, sekitar pukul 00.00 WIB, 16 Mei 2025. Tangkap layar Video Instagram@rmol.id

Penulis: Adi Wardhono   |    Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, KEBUMEN- Polisi Kebumen, Jawa Tengah,  menangkap Wahid (27), seorang dukun gadungan yang membunuh Muhsan Ngali (55),  kepala sekolah SD dari Magelang. Pembunuhan terjadi di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, Jumat, sekitar pukul 00.00 WIB, 16 Mei 2025.

Demikian penjelasan Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith Syamsuri, dalam konferensi mengungkap  kasus pembunuhan itu, di mapolres Kebumen, Jumat 23 Mei 2025.

Wahid membunuh Muhsan dengan meracuni air mineral yang diminum korban saat ritual pesugihan, menggunakan racun potassium sianida.  Pelaku membeli racun itu sehari sebelum, terjadi ritual  pada 15 Mei 2025.

Menurut Kapolres, dukun palsu itu mengaku tega memebunuh Muhsan, karena sakit sakit hati pelaku dihina setelah ritual pesugihan gagal.

Dukun palsu itu pun kemudian menggunakan racun potassium sianida untuk membunuh korban saat ritual ketiga di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen.

Ia juga mengungkapkan upaya pelaku menghilangkan jejak dengan membawa sepeda motor dan handphone korban setelah pembunuhan dan proses penangkapan pelaku kurang dari 1 x 24 jam setelah jenazah ditemukan.

Polisi meringkus Wahid, 27, dukun palsu tersangka pembunuh kepala sekolah Muhsan Ngali, 52, di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen, Jumat, sekitar pukul 00.00 WIB, 16 Mei 2025. Tangkap Layar Video Instagram@rmol.id

Selain Kapolres, Kasat Reskrim Polres Kebumen AKP Yosua Farin Setiawan juga memberikan keterangan terkait penyelidikan awal dan kejanggalan kematian korban.

Setelah korban meminum air beracun, ia batuk dan meninggal dunia. Wahid kemudian berusaha menghilangkan jejak dengan membuang sisa racun dan mengambil sepeda motor serta handphone korban, lalu membuang dompet korban di saluran irigasi.

Jenazah korban ditemukan tiga hari kemudian dan dilaporkan ke polisi. Wahid kini ditahan dan terancam hukuman mati atas pembunuhan berencana ini.

Korban Kepsek
Kasus ini bermula, saat Muhsan Ngali, Kepala SD Bringin 1 Magelang, mengenal Wahid yang mengaku dukun sejak Maret 2025. Korban meminta bantuan Wahid untuk ritual pesugihan agar kaya, namun ritual pertama dan kedua gagal.

Setelah gagal, Muhsan marah dan menghina Wahid dengan kata-kata kasar. Pada 14 Mei 2025, Muhsan mengajak Wahid melakukan ritual ketiga di Petilasan Pager Suruh, Desa Kambangsari, Kecamatan Alian, Kebumen.

Pada 15 Mei 2025 sekitar pukul 10.30 WIB, Wahid membeli racun potassium sianida dengan niat membunuh korban saat ritual ketiga.

Malam harinya, sekitar pukul 19.30 WIB, Wahid dan Muhsan pergi ke lokasi ritual. Di sana, Wahid mencampur racun ke dalam air mineral yang diminum Muhsan. Setelah meneguk sekitar seperempat botol, Muhsan batuk dan kemudian meninggal dunia di tempat.

Wahid berusaha menghilangkan jejak dengan membuang sisa racun, mengambil sepeda motor dan handphone korban, serta membuang dompet korban di saluran irigasi.

Jenazah Muhsan ditemukan dalam kondisi membusuk oleh seorang pencari bonsai pada Senin (19/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB di area petilasan Pager Suruh. Awalnya jenazah tidak diketahui identitasnya, kemudian melalui identifikasi Inafis diketahui korban adalah Muhsan Ngali dari Magelang.

Keluarga korban diberi tahu dan jenazah dibawa pulang untuk dimakamkan. Polisi melakukan penyelidikan dan menangkap Wahid sebagai tersangka pembunuhan berencana.

Motif pembunuhan adalah sakit hati Wahid karena dihina korban setelah ritual gagal, sehingga Wahid merencanakan dan melaksanakan pembunuhan saat ritual ketiga tersebut.

Kronologi ini mengungkap pembunuhan yang terjadi dalam konteks ritual pesugihan yang gagal dan dendam pribadi antara korban dan pelaku. **

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Sego Rp2 Ribu: Cara Sederhana untuk Peduli Sesama

24 Juni 2025 - 02:01 WIB

Dokter di Blitar Gratiskan Biaya Operasi Mata Kuli Bangunan, Demi Kemanusiaan

23 Juni 2025 - 12:38 WIB

Bocah Indonesia Umur 5 Tahun Diserang Pria Bersenjata di Singapura

23 Juni 2025 - 12:20 WIB

77 Jabatan di Pemkab Jombang Masih Lowong, Bupati Warsubi: Persetujuan Kemendgari Belum Turun

23 Juni 2025 - 10:04 WIB

Bupati Warsubi Luncurkan Pantun Meriahkan Sedekah Dusun Bulak Mojokrapak

23 Juni 2025 - 09:28 WIB

Rumah Syukur HUT ke 80 RI, Warsubi: Kepedulian Luar Biasa dari Ponpes Siddhiqiyyah Jombang

23 Juni 2025 - 07:18 WIB

LIRA dan LDC Tegaskan Dukungan Komitmen Presiden Prabowo Berantas Korupsi

22 Juni 2025 - 20:25 WIB

Hampir 1.000 Kapal Alami Gangguan Sinyal GPS di Dekat Pantai Iran

22 Juni 2025 - 20:21 WIB

Warga Kebraon Antusias Ikuti Program Sertifikat Halal Gratis, Gensana Siap Kembangkan UMKM

22 Juni 2025 - 19:39 WIB

Trending di News