Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Cerita Hari Ini: Raffles Pandang Blambangan Sebagai Posisi Strategis

badge-check


					Perbesar

"Glenmore" berasal dari dua kata bahasa Gaelik Skotlandia: 'Gleann' yang berarti lembah atau glen, dan 'Mòr' yang berarti besar.

Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SURABAYA-Selain memutus logistik Perancis dari Nusantara, pada masa itu di Australia sedang dimulai eksplorasi emas pada tahun 1800, yang berdampak semakin padatnya pelayaran antara Inggris dan Australia.

Dengan demikian, peranan Blambangan untuk mendukung padatnya pelayaran antara Inggris ke Australia menjadi sangat penting.

Dalam bukunya History of Java, Sir Stanford Raffles menyatakan kekagumannya pada tanah Blambangan. Di Blambangan, Raffless menemukan patung perunggu dan pohon beracun (Anchar, Linneaus) yang terbesar di dunia.

Dan pohon itu hanya tumbuh di tanah yang subur. Oleh karena itu patut diduga bahwa dia adalah satu satunya Gubernur Jendral yang mengunjungi Blambangan.

Demikian pentingnya Blambangan bagi Raffless, maka dia membangun kembali jalan kerajaan Blambangan dari Banyuwangi ke Kalibaru, dan membangun kembali kota Banyuwangi yang jejaknya masih nampak sampai saat ini.

Disamping itu juga membuka perkebunan kopi, teh, di tepi G.Raung (Gleenmore, Gleen levish, Gleeennaloch) dan perkebunan pisang serta pabrik beras (antara lain pabrik beras Gladak). Pelabuhan Banyuwangi juga dibangun kembali.

Diduga kuat pembangunan ini untuk mendukung explorasi emas yang dilakukan di Australia 1800.

Kapal Inggris yang akan ke Australia dan sebaliknya hanya memiliki tempat persinggahan Afrika Selatan, Yaman/emirat Arab, India, dan Bengkulu.

Dari Bengkulu ke Australia masih harus menempuh puluhan ribu Kilometer, maka Blambanganlah daerah di tepi Lautan India yang dianggap paling subur dan mampu memenuhi kebutuhan Logistik perjalanan.

Meskipun hubungan Blambangan dengan Inggris tergolong singkat, tetapi demikian baiknya hubungan itu, hal ini terbukti banyaknya kata-kata Bahasa Inggris yang digunakan dalam bahasa pergaulan rakyat Banyuwangi. Seperti:

~Sulung dari kata “so long” namun bermakna duluan,
~Nagud dari kata “no good” bermakna jelek,
~Ngepos dari kata “pause” bermakna berhenti,
~Kekel dari kata “cackle” bermakna tertawa terpingkal-pingkal,
~Begal dari “beggar” bermakna merampas,
~Enjong dari kata “enjoy” bermakna enak, menyenangkan,
~Kampah dari kata “come back” bermakna mampir, untuk yang sudah akrab,
~dsb.

Demikian juga sebuah bangunan di Banyuwangi tetap dikenal sebagai Inggrisan, walau hanya dipakai oleh Inggris selama enam tahun, padahal bangunan itu kemudian digunakan Belanda selama ratusan tahun.

Belanda Putar Balik Fakta

Ketika Inggris menunjukan betapa berhasilnya pembangunan di Blambangan dan betapa pentingnya Blambangan bagi Inggris, ternyata Belanda justru memberikan fakta berbeda.

Belanda menyatakan Blambangan dikuasai Bali, dan jumlah penduduk Blambangan pada saat itu hanya 20.000 (dua puluh ribu) (catatan kependudukan VOC via DR. Sri margana dan I Made Sudjana MA).

Padahal luas Kerajaaan Blambangan adalah 10 ribu km persegi. Jika laporan Belanda itu kita anggap benar, maka artinya hanya dua orang penduduk tiap km persegi. Mungkinkah?

Padahal Blambangan telah diakui sebagai kerajaan andalan Majapahit, lebih besar dari Madura dan Bali. Oleh karena itulah Blambangan dijadikan tempat bertemu Prabu Hayam Wuruk dengan dua kerajaan Majapahit. (Mpu Prapanca dalam Kakawin Nagara Krtagama BAIT 91). Jelas bahwa VOC sengaja menyebar berita bohong tentang Blambangan.

Juga cerita sejarah bahwa Blambangan dikuasai oleh Mataram. Padahal Mataram terlibat dalam perebutan kekuasaan selama seratus tahun (sejak masa Amangkurat I sampai dengan Perjanjian Salatiga yang membelah Mataram menjadi menjadi kerajaan kecil Surakarta, Ngajogyakarta, Mangkunegara dan telah kehilangan kekuasaan di pantai utara jawa maupun di Jawa Timur.

Mataram pada saat itu malah pernah dikalahkan Trunojoyo (dengan bantuan banyak Adipati lainnya, termasuk raja Blambangan, Tawangalun II).

Kemudian Mataram juga pernah dikalahkan oleh pasukan Untung Suropati. Dan malahan Amangkurat III, mencari perlindungan pada Suropati.

Lalu, bagaimana bisa Mataram mampu menguasai Blambangan, sementara mereka sendiri sedang perang saudara sehingga Suropati tak terkalahkan oleh Mataram.

Jika benteng Suropati terkalahkanpun, benteng alam berupa gunung yang mengelilingi Blambangan tak mungkin tertundukkan, sementara Mataram tidak pernah memiliki kekuatan Maritim.

Demikian juga Bali telah terbelah menjadi kerajaan kecil, Klungkung, Mengwi, Buleleng, Karangasem, dan saling bertempur satu sama lain hanya untuk sekedar berebut pangan.

Pernyataan bahwa Mengwi pernah menduduki Blambangan, tidak ada buktinya sama sekali. Selain itu nama penguasa yang ditunjuk oleh Mengwi untuk memimpin Blambangan, menurut I Made Sudjana berdasar babad Wilis adalah I Gusti Kuta Beda.

Nama tersebut tidak mungkin nama orang karena dalam bahasa kuno berarti kota yang ditinggalkan, yang lebih tepat menunjuk kota Inggris yang ditinggalkan Mr Yesse, setelah ditunjuk sebagai residen di Borneo.

Babad Wilis ditulis oleh Purasastra, trah Tawangalun. Beliau merasa tertekan harus menulis Babad Wilis. Tulisan itu dibuat karena paksaan bupati Probolinggo, Tumenggung Jayanegara untuk memenuhi permintaan VOC dan beliau menyatakan sangat terluka hatinya ketika harus menceritakan kekalahan keluarga Tawangalun. Maka nama penguasa Bali di Blambangan direkayasa, untuk menunjukkan nama itu bohong.(Bandaruyah.blogspot/***)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cerita Hari Ini: Belanda Menghabiskan 8 Ton Emas untuk Menklukkan Blambangan

7 Oktober 2025 - 06:25 WIB

Petrokimia Gresik Pertegas Komitmen Keberlangsungan Usaha Batik Tanah Air

3 Oktober 2025 - 18:34 WIB

Cerita Hari Ini: Inggris Penyebab Belanda Menggempur Belanda dengan Kekuatan Besar

28 September 2025 - 15:07 WIB

Cerita Hari Ini: Inggris Lebih Dahulu Mendarat di Nusantara Daripada Belanda, Lokasinya di Ulupangpang Blambangan

26 September 2025 - 14:51 WIB

Cerita Hari Ini: Wong Agung Wilis Pionir Perjuangan Blambangan Melawan Belanda

25 September 2025 - 13:11 WIB

Cerita Hari Ini: Di bawah Tawangalun II Wilayah Blambangan Sampai Kediri

17 September 2025 - 12:45 WIB

Arkeolog Dunia Terkejut: Kapak Zaman Perunggu Terbuat dari Meteorit Ditemukan di Kalimantan

16 September 2025 - 19:39 WIB

Cerita Hari Ini: Tawangalun Penguasa Blambangan yang Naik Macan Putih untuk Temukan Wilayah Kerajaannya

16 September 2025 - 13:32 WIB

Cerita Hari Ini: Mas Sembar Raja Blambangan Pertama Beribu Kota di Semboro Jember

15 September 2025 - 11:58 WIB

Trending di Uncategorized