Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Pakubuwono X adalah raja Surakarta yang kesembilan, sebuah kerajaan Islam di Jawa Tengah yang berasal dari Kesultanan Mataram.
Ia berkuasa selama 46 tahun, dari tahun 1893 hingga 1939, yang menjadikannya sebagai raja Surakarta yang paling lama berkuasa dalam sejarah.
Pakubuwono X terkenal sebagai raja yang makmur, modern, dan senang berinovasi.
Ia juga merupakan orang pertama di Indonesia yang memiliki dan mengendarai mobil, sebuah pencapaian yang menunjukkan kemajuan dan kekayaan kerajaannya.
Pakubuwono X dilahirkan dengan nama Gusti Raden Mas Sayyidin Malikul Kusna pada tanggal 29 November 1866.
Ia adalah anak dari Pakubuwono IX dan Kanjeng Ratu Kustiyah.
Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat dan bakatnya dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan budaya.
Ia belajar bahasa Jawa Kuno, Arab, Inggris, dan Belanda.
Beliaujuga mahir dalam berbagai cabang ilmu seperti filsafat, matematika, astronomi, geografi, dan sejarah.
Selain itu, ia juga menguasai seni sastra, wayang, tari, dan karawitan Jawa.

Benz Parsifal 12/14 PS Double Phaeton dijuluki warga Kereta Setan
Pada tahun 1893, Pakubuwono IX wafat dan Pakubuwono X naik tahta sebagai raja Surakarta.
Ia dinobatkan dengan gelar resmi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senapati ing Ngalaga Abdurrahman Sayyidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping X.
Ia juga mendapat gelar kehormatan dari pemerintah kolonial Belanda sebagai Luitenant-generaal Zijne Vorstelijke Hoogheid Sri Maharaja Sahandhap Dalem.
Sebagai raja, Pakubuwono X melakukan berbagai pembaharuan dan perubahan dalam sistem pemerintahan dan birokrasi kerajaannya.
Ia membagi wilayah kerajaan menjadi beberapa kabupaten yang dipimpin oleh bupati-bupati yang dipilihnya sendiri.
Juga membentuk dewan perwakilan rakyat yang terdiri dari para bangsawan dan tokoh masyarakat untuk membantunya dalam mengurus urusan negara.
Lalu mengembangkan pendidikan dan kesehatan bagi rakyatnya dengan mendirikan rumah sakit dan sekolah-sekolah.
Pakubuwono X juga dikenal sebagai raja yang terbuka terhadap perkembangan zaman dan teknologi.
Bahkan tertarik dengan berbagai penemuan dan inovasi yang datang dari Amerika dan Eropa.
Salah satu penemuan yang paling menarik perhatiannya adalah mobil.
Pada tahun 1904, ia membeli mobil pertamanya dari pabrik Benz di Jerman.
Mobil tersebut adalah Benz Parsifal 12/14 PS Double Phaeton yang berwarna hitam dengan empat tempat duduk.
Dikutip dari berbagai sumber, Benz Victoria merupakan kendaraan pertama di dunia yang dibuat oleh Karl Benz sekira 8 tahun sebelum 1894.
Sebagai pemilik mobil pertama di Indonesia, Pakubuwono X memesan mobil Benz dari Proto dan Ko, sebuah perusahaan yang berlokasi di Pasar Besar di Surabaya.
Benz Victoria Phaeton diimpor dari Eropa seharga Rp10.000 gulden atau sekarang sekitar Rp 83 juta. Dan mobil tersebut baru diterima oleh Sultan Pakubuwono X setahun setelah pemesanan melalui pelabuhan Semarang.
Keberadaan mobil pertama di Indonesia Benz Victoria phaeton, membuat masyarakat heran dan menjulukinya sebagai “kereta setan”. Karena mobil tidak menggunakan kuda sebagai penarik.
Julukan tersebut tak bisa lepas dari kondisi 1800-an, di mana sebagian besar transportasi darat yang berbentuk gerobak ditarik dengan kuda atau dikenal dengan sebutan kereta.
Mobil Benz Victoria phaeton memiliki 4 roda karet, menggunakan mesin 1 silinder dengan kapasitas mesin 2000 cc dan menghasilkan tenaga 5 hp atau tak lebih dari 5 daya kuda (horse power).
Kepemilikan mobil ini oleh Pakubuwono X bahkan lebih dulu dari pemerintah Belanda, yang baru bisa menghadirkan mobil jenis bensin di Den Haag pada 1896 atau selang 2 tahun kemudian.
Secara tampilan, mobil pertama di Indonesia ini mirip dengan kereta kencana. Benz Victoria Phaeton ini mampu menampung hingga 8 penumpang.
Mobil Raja Solo Pakubuwono X yang dimiliki sampai tahun 1939 ini pernah diikutsertakan dalam pameran di Rai Amsterdam dalam acara Amsterdam Motor Show, pada tahun 1924. Mobil tersebut dibawa dari Jawa ke Belanda, dan pernah menjadi penghuni sebuah museum di Amsterdam.
Kepala Museum Nasional Indonesia, Siswanto mengatakan, mobil milik Pakubuwono X tersebut kini berada di Belanda.
Mobil tersebut, kata Siswanto, tepatnya diletakkan di Museum Louwman, Belanda.
Pada saat itu mobil hendak diperbaiki atau service hingga akhirnya dikirim ke Jerman.
Mengapa harus ke Jerman, hal tersebut dikarenakan ketika itu di Indonesia tidak ada teknisi yang mampu mereparasi mobil tersebut.
Setelah itu perang dunia II terjadi kekacauan di Eropa sehingga keberadaan mobil ini bertahun-tahun dinyatakan hilang.***