Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
KREDONDEWS.COM, JOMBANG– Untuk mendukung percepatan swasembada gula nasional serta meningkatkan produktivitas tebu di daerah, Bupati Jombang Warsubi dan wakilnya H Salmanudin Yazid, menghadiri Rapat Pembahasan Program Bongkar Ratoon, yang dilaksanakan di Ruang Rapat Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Rabu, 30 Juli 2025.
Rapat imembahas alokasi kegiatan bongkar ratoon seluas 2.500 hektar serta perluasan area tanam tebu 100 hektar dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian yang diperuntukkan bagi Kabupaten Jombang.
Program Bongkar Ratoon adalah upaya peremajaan tanaman tebu dengan cara membongkar tanaman tebu tua yang sudah mengalami keprasan berulang-ulang (biasanya lebih dari tiga kali), yang produktivitasnya menurun, dan menggantinya dengan tanaman tebu baru varietas unggul yang lebih produktif.
Istilah “ratoon” merujuk pada tanaman tebu yang tumbuh kembali dari sisa batang tebu yang dipanen sebelumnya tanpa perlu menanam bibit baru. Tanaman ini disebut “ratoon cane” atau “keprasan,” yang berasal dari tunas-tunas yang tumbuh dari akar dan batang sisa tebu setelah panen. Sistem ratoon ini memungkinkan tebu dipanen berulang kali dari satu kali penanaman awal.
Namun, produktivitas tanaman tebu ratoon biasanya mengalami penurunan seiring bertambahnya periode ratoon karena penurunan kualitas batang, akumulasi penyakit, dan berkurangnya rendemen gula. Oleh karena itu, sering dilakukan program “bongkar ratoon,” yaitu membongkar tanaman ratoon yang sudah tua dan produktivitasnya menurun, kemudian menanam ulang dengan varietas tebu baru yang lebih unggul untuk meningkatkan hasil produksi.
Secara sederhana, ratoon dalam pertanian tebu adalah tanaman tebu hasil regenerasi dari tunas pada tanaman sebelumnya setelah panen, yang memungkinkan pemanenan berulang tanpa perlu penanaman ulang dari bibit baru
Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tebu sehingga dapat mendukung tercapainya swasembada gula nasional. Program ini juga dilengkapi dengan bantuan berupa bibit tebu varietas unggul, pupuk, dan uang pemeliharaan untuk membantu petani dalam penanaman tebu baru
Saat ini, eksisting luas lahan tebu di Jombang mencapai 10.787 hektar, dengan produksi total 787.246 ton tebu, rata-rata produktivitas sebesar 73 ton per hektar, dan rendemen 7,11%.
Dengan angka tersebut, produksi hablur atau gula pada tahun 2024 tercatat mencapai 61.749 ton, menjadikan Jombang sebagai penyumbang sekitar 3% kebutuhan gula tingkat Provinsi Jawa Timur.
Namun, dalam perjalanannya, banyak lahan tebu di Jombang saat ini berada pada status rawat ratoon berulang. Beberapa bahkan sudah dilakukan kepras lebih dari lima kali, yang menyebabkan turunnya hasil panen secara signifikan. Oleh karena itu, langkah bongkar ratoon menjadi penting sebagai strategi peremajaan tanaman untuk mengembalikan potensi hasil tebu yang optimal.
Bantuan Rp 2 Juta/Ha
Program Bongkar Ratoon ini dilengkapi dengan bantuan senilai Rp2.000.000/ hektar, wajib digunakan untuk pembelian bibit tebu. Dengan kebutuhan sekitar 60.000 mata tunas atau 7.500 batang tebu per hektar, bantuan tersebut baru mencakup sekitar 715 batang, sehingga masih jauh dari kebutuhan ideal.
Untuk menutup kekurangan biaya, petani peserta program bongkar ratoon dapat memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga ringan sebesar 6% per tahun, yang dapat digunakan untuk pembiayaan pembongkaran lahan, pengolahan tanah, hingga penanaman kembali.
Dalam arahannya, Abah Bupati Jombang menyampaikan apresiasinya kepada Dinas Pertanian atas tindak lanjut pertemuan strategis antara dirinya bersama Kepala Dinas Pertanian dengan Menteri dan Wakil Menteri Pertanian, yang membahas program Percepatan Swasembada Gula Nasional yang ditargetkan tercapai pada tahun 2028.
“Tolong manfaatkan dengan baik program bongkar ratoon ini. Gunakan varietas tebu dengan potensi hasil tinggi, dan tingkatkan koordinasi dengan Pabrik Gula dalam hal pendataan calon penerima program. Ini peluang besar bagi petani tebu kita untuk meningkatkan hasil dan memperkuat posisi Jombang sebagai daerah strategis penghasil gula nasional,” pesan Abah Bupati dalam rapat tersebut.
Gus Wakil Bupati menambahkan bahwa sinergi antara petani, penyuluh, pabrik gula, dan pemerintah daerah harus diperkuat agar implementasi program ini tepat sasaran dan benar-benar berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani tebu.
Dengan dukungan program bongkar ratoon ini, diharapkan Kabupaten Jombang mampu mendorong regenerasi tanaman tebu secara masif, meningkatkan produktivitas, serta memperkuat kontribusinya dalam rantai pasok industri gula nasional. **