KREDONESW.COM, JAKARTA– Badan Informasi Geospasial (BIG) mengumumkan penemuan 63 pulau baru Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah nusantara.
Kepala BIG Muh Aris Marfai dalam konferensi pers di Gedung Antara Herigate Center di Jakarta, Kamis, 13 Desember 2024, mengatakan penambahan jumlah pulau ini terungkap melalui hasil pengkajian lapangan terbaru yang dilakukan peneliti BIG bersama kementerian teknis terkait dan pemerintah daerah dengan memanfaatkan teknologi, seperti LiDAR dan citra satelit.

Sebanyak 63 pulau baru tersebut tersebar di wilayah Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Barat. Sebelumnya, pulau-pulau tersebut berada di kawasan terluar sehingga tidak terdeteksi karena kondisi geografis yang terisolasi.
Atas penemuan tersebut, kata dia, secara keseluruhan jumlah pulau yang telah bernama dan memiliki koordinat resmi di Indonesia mencapai 17.380 pulau pada 2024.
Badan Informasi Geospasial (BIG) menggunakan teknologi citra satelit LiDAR (Light Detection and Ranging) untuk menemukan 63 pulau baru di Indonesia.
Teknologi ini memungkinkan pemetaan yang lebih akurat dan mendetail, sehingga pulau-pulau yang sebelumnya terisolasi dan tidak terdeteksi dapat diidentifikasi.
Selain LiDAR, BIG juga memanfaatkan berbagai teknologi geospasial lainnya untuk mendukung proses identifikasi dan pemetaan pulau-pulau tersebut.
Teknologi fotogrametri berperan penting dalam penemuan pulau-pulau baru dengan memberikan metode pemetaan yang akurat dan efisien. Berikut adalah beberapa cara bagaimana fotogrametri membantu dalam proses ini:
- Pemetaan Akurat: Fotogrametri menggunakan foto udara untuk menghasilkan peta dan model tiga dimensi dari suatu area. Dengan teknik ini, informasi topografi dan geografi dapat diperoleh dengan tingkat akurasi yang tinggi, memungkinkan identifikasi pulau-pulau kecil yang mungkin tidak terlihat dalam survei konvensional.
- Penggunaan UAV: Penggunaan drone (UAV) dalam fotogrametri memungkinkan pengambilan gambar dari sudut yang berbeda dan pada ketinggian yang bervariasi. Ini meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi pulau-pulau baru, terutama di daerah terpencil atau sulit dijangkau
- Model Elevasi Digital: Fotogrametri menghasilkan model elevasi digital yang dapat menunjukkan perubahan topografi dengan jelas. Ini sangat berguna untuk menganalisis morfologi pulau dan memahami bagaimana pulau-pulau baru terbentuk atau berubah seiring waktu
- Visualisasi Tiga Dimensi: Dengan teknologi fotogrametri, model tiga dimensi dari pulau-pulau dapat dibuat, memberikan gambaran visual yang lebih baik tentang ukuran, bentuk, dan lokasi pulau-pulau tersebut. Hal ini memudahkan dalam analisis lebih lanjut dan pengambilan keputusan terkait pengelolaan wilayah.
- Integrasi dengan GIS: Fotogrametri sering digabungkan dengan Sistem Informasi Geografis (GIS), yang memungkinkan analisis data spasial lebih lanjut dan integrasi informasi dari berbagai sumber untuk pemetaan yang lebih komprehensif
Dengan demikian, fotogrametri tidak hanya meningkatkan akurasi pemetaan tetapi juga mempercepat proses identifikasi dan katalogisasi pulau-pulau baru di Indonesia.**