Penulis: Yuven Sugiarno | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Selain lentera merah dan kue keranjang, perayaan Imlek juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi naga dan barongsai. Uniknya, selain perayaan Imlek, Barongsai kerap ditemui dalam pementasan seni budaya Tionghoa.

Pertunjukan khas ini memiliki daya tarik yang unik dan menarik perhatian banyak orang. Tapi, apakah Anda tahu barongsai itu sebenarnya hewan apa?
Barongsai dikenal dengan sebutan Lion Dance atau wushi dalam bahasa Mandarin. Sesuai dengan namanya,bBarongsai merupakan singa yang menari.
Menurut buku The Art of Lion Dance, hewan barongsai memiliki arti mendalam legenda Tionghoa kuno. Konon, seekor monster bernama ‘Nian’ (binatang buas) sering muncul untuk menakuti penduduk desa.
Namun, penduduk desa menemukan bahwa Nian takut kepada warna merah, suara kerasukan gerakan yang dinamis. Maka, untuk menjauhkan Nian, mereka menggunakan dekorasi warna merah, petasan, dan tarian yang kini dikenal sebagai tarian Barongsai.
Menariknya, kostum barongsai terdiri dari dua orang penari. Keduanya, bekerja bersama-sama untuk menciptakan ilusi gerakan singa yang hidup.
Kostum tersebut terbuat dari kain dan hiasan warna-warni yang melambangkan keberuntungan. Bagian kepala kostum ini dilengkapi dengan mata yang besar dan warna-warna cerah, tubuhnya dilapisi bulu dan ornamen tradisional.
Istilah Barongsai ini hanya dikenal di Indonesia. Kata “Barong” berasal dari seni tari Bali Barong dan kata “Sai” berasal dari Bahasa Hokkian yang berarti singa. Sedangkan di negeri asalnya seni tari ini disebut dengan “Wu Shi” dan secara internasional dikenal dengan sebutan “Lion Dance”.
Istilah Barongsai merupakan salah satu wujud akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Indonesia dan pada tahun 2010, kesenian Barongsai ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia.**