Penulis: Yusran Hakim | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, CILEGON- Bocah usia 9 tahun bernama berinisial Max, ditemukan tewas dengan luka-luka di tubuhnya di rumah mewah milik orang tuanya, di Cilegon, Banten. Peristiwa tragis ini terjadi pada 16 Desember 2025, dan jenazahnya dimakamkan pada 17 Desember 2025 di TPU Makam Balung, Cilegon.
Korban adalah putra seorang tokoh politik bernama Maman Suherman, politikus PKS Cilegon yang menjabat sebagai Dewan Pakar DPW PKS Banten.
Maman Suherman, ayah korban, menjabat sebagai Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon, yang baru dilantik beberapa hari sebelum kejadian.
Ia juga dikenal sebagai pengusaha sukses dengan pergaulan luas di masyarakat Cilegon, Banten. Sebelumnya, pernah menjabat Sekretaris DPC PPP Kota Cilegon. Sebagai figur publik, Maman tinggal di rumah mewah Perumahan BBS 3, tempat putranya dibunuh pada 16 Desember 2025
Korban ditemukan bersimbah darah oleh kakaknya sekitar pukul 14.00 WIB pada Selasa (16/12/2025) di rumah mewah di perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) 3, Cilegon. Jasad korban ditemukan di dalam rumah tersebut sekitar pukul 14.00 WIB pada 16 Desember 2025, setelah kakaknya pulang dan melihatnya bersimbah darah.
Visum polisi mengonfirmasi 22 luka, terdiri dari 19 luka tusukan benda tajam dan 3 luka benda tumpul di sekujur tubuhnya.
Max adalah putra Maman Suherman, politikus PKS Cilegon yang menjabat sebagai Dewan Pakar DPW PKS Banten selama hampir dua tahun. Pemakaman diiringi isak tangis keluarga, dengan ibunya pingsan dan dibopong, sementara ayahnya turun ke liang lahat.
Polres Cilegon masih menyelidiki motif pembunuhan, dengan TKP distrelisasi dan bukti dikumpulkan. Hingga 17 Desember 2025, pelaku belum terungkap, dan PKS menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum.
Polres Cilegon mengonfirmasi Muhammad Axle (9 tahun) tewas akibat pembunuhan dengan 22 luka, termasuk 19 tusukan benda tajam dan 3 luka tumpul.
AKP Yoga Tama menyatakan motif belum bisa dijelaskan karena penyelidikan masih berlangsung; polisi telah periksa 8 saksi dari keluarga dan warga sekitar, serta tunggu hasil autopsi lengkap.
CCTV di rumah korban ada, tetapi dalam kondisi rusak/tidak berfungsi saat kejadian. Beberapa laporan menyebut kerusakannya sudah berlangsung sekitar dua minggu sebelum peristiwa, sehingga tidak ada rekaman dari kamera di dalam rumah yang bisa dipakai penyidik.
Kondisi CCTV Rumah
-
Media lokal memberitakan bahwa CCTV di rumah mewah keluarga di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) III tersebut tidak merekam kejadian karena sedang rusak atau mati saat hari pembunuhan.
-
Karena itu, polisi mengalihkan fokus ke rekaman CCTV lingkungan/sekitar kompleks dan keterangan saksi untuk melacak pelaku.
-
Tidak berfungsinya CCTV rumah membuat aparat kehilangan salah satu alat bukti visual terpenting untuk mengetahui siapa yang keluar-masuk rumah saat waktu kejadian.
-
Penyidik tetap memeriksa CCTV milik tetangga/pos keamanan kompleks dan menggabungkannya dengan olah TKP serta hasil autopsi guna mengurai kronologi dan motif.
Kapolsek Cilegon Kompol Firman Hamid menyebut ayah korban (HM/Maman Suherman) mendapat telepon dari anak kedua pukul 14.20 WIB pada 16 Desember 2025, lalu temukan korban tengkurap bersimbah darah di rumah BBS 3 dan bawa ke RS Bethsaida yang nyatakan meninggal.
Polres Cilegon menyatakan CCTV di rumah korban Muhammad Axle dalam kondisi rusak atau mati sejak tiga bulan lalu, sehingga tidak ada rekaman yang dapat digunakan untuk identifikasi pelaku.
Polisi telah memeriksa 7-8 saksi dari keluarga dan warga sekitar, serta mengamankan TKP di Perumahan BBS 3, Cilegon, namun belum menemukan petunjuk konkret seperti barang bukti spesifik atau tersangka.
Kasatreskrim AKP Yoga Tama menekankan penyelidikan masih intensif, termasuk analisis visum (22 luka) dan motif yang diduga perampokan, tapi belum ada update soal bukti visual atau forensik tambahan.
Hasil olah TKP menyebut tidak ada indikasi barang hilang, sehingga dugaan awal bahwa kasus ini murni perampokan belum bisa dipastikan. Polisi masih mencocokkan kembali dengan keluarga karena mereka masih dalam kondisi berduka saat awal dimintai keterangan.
Karena tidak ada kehilangan harta benda yang jelas, motif pelaku masih menjadi tanda tanya dan sedang diselidiki lebih lanjut oleh Polres Cilegon bersama Polda Banten. **







