Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Ahli gizi masyarakat sekaligus dokter gizi, dr Tan Shot Yen, menanggapi pernyataan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya menyebut sarapan sehat cukup dengan dua butir telur.
Menurutnya, asupan protein dari telur memang penting, tetapi kebutuhan gizi harian tidak bisa hanya dipenuhi dari satu jenis bahan makanan.
“Telur itu memang sumber protein yang baik, tapi kalau sarapan hanya dua butir telur saja, jelas tidak cukup. Kecukupan gizi harus dilihat dari kelengkapan Isi Piringku,” kata Tan Shot Yen kepada Bloomberg Technoz, Selasa (23/9).
Ia menjelaskan, Isi Piringku adalah panduan gizi seimbang yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan sebagai pedoman masyarakat dalam menyusun menu makan. Dalam satu piring ideal, terdapat:
1/3 bagian karbohidrat sebagai sumber energi, misalnya nasi, roti, singkong, atau kentang.
1/3 bagian sayur yang kaya serat, vitamin, dan mineral.
1/6 bagian protein hewani, seperti ikan, ayam, daging, telur, atau susu.
1/6 bagian protein nabati, seperti tempe, tahu, atau kacang-kacangan.
Ditambah buah-buahan sebagai sumber vitamin dan antioksidan, serta air putih minimal 8 gelas sehari.
“Kalau hanya telur, orang tidak dapat serat, vitamin, atau mineral. Padahal tubuh membutuhkannya untuk metabolisme. Jadi sarapan sebaiknya lengkap: ada karbohidrat, protein, sayur, dan buah, bukan cuma protein saja,” tegasnya.
Tan Shot Yen menambahkan, konsep Isi Piringku penting agar masyarakat memahami bahwa pola makan sehat bukan sekadar menghitung kalori atau jumlah makanan tertentu, melainkan keseimbangan zat gizi.
“Yang kita dorong bukan hanya kenyang, tapi sehat. Isi Piringku membantu masyarakat membuat pilihan makanan yang lebih bijak setiap hari,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, sarapan sehat anjuran Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjadi sorotan dari dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH.
Dalam video yang viral, Budi menyarankan masyarakat untuk menghindari sarapan manis seperti sereal, nasi uduk, atau lontong, dan memilih makanan rendah kalori serta tinggi protein.
“Sarapan pagi apanya itu sereal, nasi uduk, atau lontong? Saya sebagai Menteri Kesehatan mau hidup sehat, apalagi saya sudah tua. Kalau pertama kali makan, jangan yang manis-manis seperti itu, karena gula kita nanti langsung naik. Kita butuh makanan sehat, contohnya protein,” ujar Budi Gunadi Sadikin.
Ia mencontohkan sarapan sehat yang ia pilih sendiri, yaitu telur rebus. “Pagi ini saya akan sarapan telur rebus. Ini kalori rendah, tinggi protein, sesuai kebutuhan harian saya, yaitu 0,8 gram per kilogram berat badan. Satu telur hanya 2.500 rupiah, jadi dua telur cukup 5.000 rupiah. Enak dan sehat,” tambah Menkes.
Sedangkan menurut Ari, saran sarapan hanya dengan dua telur tidak cukup, terutama bagi anak-anak, remaja, atau pekerja dengan aktivitas tinggi.
“Viral Pak Menkes menganjurkan sarapan pagi cukup hanya dengan dua telur. Saya memaklumi beliau bicara sebagai orang awam, tapi tidak tepat ketika disampaikan sebagai seorang Menkes. Sereal, nasi uduk, dan lontong dengan tambahan telur masih merupakan sarapan ideal jika disesuaikan dengan kebutuhan kalori dan aktivitas,” jelas Ari.
Ari menekankan pentingnya diet seimbang, termasuk protein tambahan, serat, vitamin, mineral dari buah dan sayuran, serta probiotik dari yoghurt.
“Untuk menjaga kesehatan, disarankan lima porsi sayur dan buah setiap hari. Sarapan hanya dua telur tidak mencukupi gizi seimbang, terutama bagi yang memiliki kadar kolesterol tinggi atau anak-anak usia sekolah,” tambahnya.***










