KREDONEWS, MALANG – Akhir Tahun selalu menjadi sarana untuk melakukan muhasabah atau relfeksi diri selama setahun kebelakang, agar di tahun kedepan menjadi pribadi yang lebih baik. Refleksi akhir tahun tidak hanya dilaksanakan oleh perorangan, namun juga oleh instansi agar produktivitas dalam kerja meningkat.
Seperti yang dilakukan oleh para civitas akademika Universitas Negeri Malang (UM). Kegiatan refleksi akhir tahun yang bertajuk “Membangun Masa Depan dengan Landasan Nilai-Nilai Karma Yoga” digelar pada Jumat (15/12) di Gedung Graha Rektorat Universitas Negeri Malang, dengan menghadirkan Miswanto, S.Ag., M.Pd.H., sebagai narasumber utama. Acara ini dihadiri oleh sivitas akademika UM yang beragama Hindu, menjadi momentum untuk merenungkan nilai-nilai hidup demi masa depan yang lebih baik.
Rektor UM, Prof. Hariyono, M.Pd., dalam sambutannya menekankan, bahwa refleksi adalah proses penting yang dapat dilakukan kapan saja. “Refleksi tidak perlu menunggu momen tertentu. Kita harus tetap berpijak pada realitas sambil berpikir idealis untuk melangkah menuju kehidupan yang lebih baik,” ujar Prof. Hariyono dikutip dalam um.ac.id.
Ia juga mengutip pesan Bung Karno, “Jadilah Islam yang tidak ke-Arab-Araban, dan Hindu yang tidak ke-Indian,” untuk menegaskan perbedaan antara agama dan budaya. “Setiap tindakan dan ucapan kita mencerminkan nilai agama yang kita anut. Jika ingin menunjukkan agama sebagai jalan perdamaian, ciptakan perdamaian, minimal dengan diri sendiri,” tambahnya.
Prof. Hariyono mengingatkan pentingnya pola hidup sehat, baik fisik maupun spiritual. “Penyakit sering muncul karena pola hidup yang tidak sehat, bukan karena Tuhan. Tuhan memberikan akal agar kita dapat berpikir dan bertanggung jawab,” jelasnya. Ia juga mengajak peserta untuk membiasakan hal yang benar, bukan sekadar membiasakan hal yang biasa.
Dalam sesi utama, Miswanto, S.Ag., M.Pd.H., membahas nilai-nilai Karma Yoga, yaitu ajaran yang menekankan tindakan tanpa pamrih untuk mencapai harmoni hidup. “Nilai Karma Yoga dapat menjadi fondasi dalam membangun masa depan yang lebih baik. Tindakan tanpa pamrih adalah kunci menuju kehidupan yang harmonis,” paparnya. Ia mengajak peserta mengaplikasikan nilai ini dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud tanggung jawab kepada Tuhan.
Acara ini juga diisi dengan doa bersama dan diskusi interaktif yang memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman. Refleksi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 4 tentang pendidikan berkualitas dan poin 16 tentang perdamaian dan keadilan.
“Selamat melakukan refleksi. Semoga kita dapat menjalani kehidupan dengan nilai-nilai yang lebih luhur,” tutup Prof. Hariyono penuh harap.