Penulis: Mayang Kresnaya Mahardhika | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, KARAWANG- Indonesia Investment Authority (INA) telah resmi bermitra dengan SK Plasma dari Korea Selatan untuk membangun pabrik fraksionasi plasma darah pertama di Indonesia, dengan nilai investasi Rp 65,4 triliun. Proyek ini mendukung ketahanan kesehatan nasional dengan memproduksi obat-obatan berbasis plasma secara lokal.
Pabrik berada di Karawang, Jawa Barat, dan dirancang sebagai fasilitas terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 600.000 liter plasma per tahun. Pembangunan hampir selesai, dengan target operasional akhir 2026, sementara manufaktur sementara menggunakan fasilitas SK Plasma di Korea.
Inisiatif ini mengatasi ketergantungan impor penuh terhadap obat plasma seperti albumin dan imunoglobulin untuk gangguan imun serta hati. Pabrik akan memanfaatkan hingga 200.000 liter plasma yang sebelumnya dibuang setiap tahun karena ketiadaan pengolahan domestik.
SK Plasma, anak perusahaan SK Group dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, mengekspor obat plasma ke 20 negara dan memodelkan pabrik ini berdasarkan fasilitas Andong mereka. Kesepakatan ditandatangani pada November 2024, disaksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dengan dukungan PMI, BPOM, dan BKPM.
Pabrik fraksionasi plasma darah pertama di Indonesia, hasil kerjasama INA dan SK Plasma, sudah dalam tahap penyelesaian akhir dengan progres mencapai lebih dari 98% pada Desember 2025.
600.000 L Plasma/ Tahun
Fasilitas ini berlokasi di Karawang International Industrial City (KIIC), Karawang, Jawa Barat, dan dirancang sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 600.000 liter plasma per tahun.
Pembangunan dimulai dengan groundbreaking pada awal 2024 dan ditargetkan rampung pada akhir Desember 2025, dengan operasi komersial mulai akhir 2026. Saat ini, konstruksi hampir selesai, didukung toll manufacturing sementara di fasilitas SK Plasma Korea.
Nilai investasi proyek pabrik fraksionasi plasma darah PT SK Plasma Core Indonesia, patungan INA dan SK Plasma, belum diungkap secara publik dalam angka pasti oleh kedua belah pihak.
Proyek ini mendapat pinjaman sindikasi senilai Rp3,7 triliun dari Allo Bank dan Bank Mega untuk mendukung pembangunan dan operasional fasilitas di Karawang. Total investasi INA secara keseluruhan mencapai Rp65,4 triliun hingga Mei 2025, dengan proyek kesehatan ini sebagai prioritas strategis.
Investasi difokuskan pada pembangunan infrastruktur pengolahan 600.000 liter plasma per tahun, transfer teknologi, dan penciptaan lapangan kerja, tanpa rincian breakdown spesifik untuk proyek ini. Pernyataan dari INA menekankan nilai sosial dan ekonomi jangka panjang daripada nominal tunggal.
Pabrik fraksionasi plasma darah PT SK Plasma Core Indonesia di Karawang belum diresmikan secara resmi hingga akhir Desember 2025.
Pembangunan telah mencapai progres lebih dari 98% per 18 Desember 2025, dengan konstruksi hampir selesai sesuai standar GMP BPOM. Fasilitas ini masih dalam tahap akhir pembangunan dan belum memasuki inaugurasi formal.
Target operasi komersial penuh dijadwalkan akhir 2026, setelah proses uji coba dan sertifikasi. Saat ini, toll manufacturing dilakukan di fasilitas SK Plasma Korea, dengan produk awal seperti albumin dan imunoglobulin tiba pada Desember 2025.
Plasma darah berfungsi sebagai pembawa zat penting seperti protein, hormon, nutrisi, dan antibodi ke seluruh tubuh, serta membantu menjaga keseimbangan cairan dan pembekuan darah.
Plasma mengangkut limbah metabolisme ke ginjal dan hati untuk dibuang, menjaga tekanan darah, suhu tubuh, serta keseimbangan pH. Ia juga mengandung gamma globulin yang mendukung sistem kekebalan tubuh melawan infeksi bakteri dan virus.
Manfaat Medis
-
Mengobati gangguan pembekuan darah seperti hemofilia, syok, luka bakar, dan trauma.
-
Menyediakan albumin untuk penyakit hati dan imunoglobulin untuk defisiensi imun serta autoimun.
-
Digunakan dalam terapi convalescent plasma untuk COVID-19 dan kondisi kronis langka. **







