Penulis: Saifudin | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWW.COM, SURABAYA- Wakil Walikota Surabaya Dr H Armuji SH mengaku mendapat telepon dari Jakarta, agar menangani kasus yang menimpa nenek Elina Wijayanti, 80, yang diusir secara paksa dari rumahnya. Bukan hanya terusir, bahkan seluruh rumahnya sudah diratakan dengan tanah oleh segerombolan orang mengenakan kaos Madas, suruhan Samuel, warga Villa Valencia, Surabaya.
“Kalau teraniaya seperti ini! Orang seluruh Indonesia tak terima Pak! Nggak trimo, tenan iki!” Ucapan menohok Wakil Walikota Surabaya, Dr H Armuji, SH, ketika bertemu Samuel, otak di balik perampasan nenek Elina Wijayanti, di Dukuh Kuwukan No. 27, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.
Perilaku brutal tanpa perikemanusaiaan itu bulan Agustus 2025 lalu, dan videonya menjadi viral sejak 22 Desember 2025. Akibat terusir dari rumahnya, Nenek Erlina sekarang berteduh di rumah saudaranya, di Balongsari.
Armujdi pun menemui nenek Elina minta keterangan langsung. Nenek itu, mengaku bahwa dirinya tidak bsa terima atas perlakuan Samuel. Mengapa tetanaga, RT dan RW tidak ada yang membantu nasib orang tua itu.

Video rekaman saat nenek Elina Wijayanti, 80, diusir secara paksa bahkan diseret-seret agar keluar dari rumahnya. Dilakukan secara brutal oleh orang yang mengaku dari Ormas Madas. Foto: instagram@cakj1
Armuji minta ketua RT datang menemuinya, Ketua RT di lingkungan rumah nenek Elina Wijayanti, 80, Dukuh Kuwukan No. 27, RT 005 RW 006, Kelurahan Lontar, Sambikerep, Surabaya) tidak disebutkan secara spesifik dalam berita terkini.
Ketua RT pun datang bertemu Armuji, namun saat ditanya jawabnnya tidak jelas. Kemudian ketua RW pun datang, “Pokoknya kaian berdua ini seolah-olah membela Samuel.” kata Ardmuji tanpa ragu. Ketua RT dan RW setempat pun akhirnya terdiam.
Wakil Walikota itu pun minta agar Ketua RT menelepon Samuel “Sudah gini, ini kok bisa kayak begini! Orang-orang pada marah! Sekarang begini, kamu nggak ketemu saya. Sekarang! Jika tidak mau, saya yang datang rumahmu!” kata Armuji.
Semuel pun menyanggupi datang ke Lontar menemui Armuji. “Ini kan tindakan brutal!” kata Armuji kepada Ketua RT dan RW setempat. “Mosok ada orang dianiaya begini diam saja!”
Wawali itu pun minta agar ketua RT memanggil Semuel orang yang menyuruh oknum-oknum ormas Madas (Madura Sedarah) untuk merampas rumah nenek Elina. Termasuk RT dan RW tidak mau membela nenek ini pasti dapat kecaman.
Ketua RT keceplasan bahwa rumah Samele di Villa Valencia merupakan kompleks perumahan di Surabaya Barat, tepatnya di Jalan Lontar Indah, Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep.
“Saya sebagai aparat negara mengencam tindakan sampeyan itu! Yo opo sampeyan iku!” tuturnya. Armuji minta RT menelepon Semuel.
Armuji dalam telepon mengatakan: “Hallo saya Armuji. sampeyan tak tunggu di lokasi. Kalau sampeyan tidak mau, saya akan datangi rumah sampeyan bersama massa!” Tak lama kemiudian Samuel datang.
Pria berkaca mata itu mengatakan sudah membeli rumah nenek Elina, tahun 2014, disebut ada Letter C dan kuitansi pembelian, “Saya tidak mengurus salah benar, tetapi tindakan ini brutal. Tidak berperikemanusiaan. Sampeyan dikecam orang seluruh Indonesia,” kata Cak Ji.
Semuel juga megelak melibatkan ormas Madar dalam upaya mengsuir dan meratakan rumah nenek Elina. Tetapi Armuji menegaskan bahwa mereka yang datang memengusir paksa Nenek Alina itu dari ormas Madas.
“Saya tidak mencari salah benar, nanti ada proses hukum yang membuktikan. Tetapi cara-cara sampeyan mengerah korak. Preman, mengaku dari ormas dari Madas. Jika tidak mengakui, silakan organisasi Madas memberi pernyataan. Karena dia (Yasin Cs suruhan Samuel) sudah mencaplok nama Madas!”
“Ini bukti video brital itu sudah beredar seluruh Indonesia. Nenek ini diseret-seret. Barang-barangnya diekluarkan secara paksa. Bahkan surat-suranya yang ada di lemari pun ini sudah hilang! Terus siapa yan g bertanggung jawab?”
Samuel mengatakan bahwa surat-surat sudah diberikan kepada keluarga nenek Elina, nemun saat orangntya tiab membatas seluruh keterangan Samuel. “Pokoknya perbuatan sampeyan itu jelas-jelas salah. Orang seluruh Indonesia mengatakan perbuatan sampeyan itu salah!”
Bahkan sertipikat rumah dan tanah nenek Elina pun sekaran sudah hilang, dan sekarang sudah diblokir di BPN.
“Ini nenek-nenek tidak punya kekuatan apapun beda dengan korka-korak itu,” kata Armuji. Wwaali membawa Sameul melihat lokasi rumah nenek yang sudah dibongkar dan rata dengan tanah.
“pembongkaran seperti ini salah! Tak ada orang Indonesai yang membenarkan sampeyan!” tutur Armuji di depan Samuel. Saat kasus sudah bergulir laporan ke Polda Jatim, dan mendapat kawalan dari Satreskrim Poltabes Surabaya. **







