Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, AMERIKA- Inilah purwarupa pesawat tempur AI buatan perusahaan Anduril. Terbang tanpa awak manusia di dalamnya. Pesawat yang dikenal dengan nama Fury ini dirancang untuk sepenuhnya otonom dan dikendalikan oleh kecerdasan buatan tanpa kehadiran pilot manusia.
Sistem AI-nya memungkinkan pesawat ini terbang sendiri, memindai ancaman, dan melaksanakan misi tempur tanpa risiko kehilangan nyawa pilot.
Pesawat ini merupakan bagian dari gelombang baru teknologi pertahanan di mana drone dan pesawat tanpa awak menjadi bagian integral dalam operasi militer modern. Jadi, Fury adalah pesawat tempur unmanned dengan kecerdasan buatan penuh tanpa kokpit atau pilot.
Keunggulan utama pesawat tempur otonom Fury dari Anduril adalah kemampuannya sebagai kendaraan udara otonom Grup 5 berkinerja tinggi dengan multi-misi yang dapat melayani berbagai kebutuhan tempur modern.
Fury mampu terbang dengan kecepatan hampir Mach 0.95 (hampir kecepatan suara) dan melakukan manuver dengan gaya gravitasi hingga 9G, memberikan kemampuan operasi dan kelincahan setara pesawat tempur berawak canggih.
Fury didesain untuk beroperasi tanpa awak manusia sekaligus dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan yang memungkinkan penerbangan mandiri, deteksi ancaman, dan respons otomatis dalam situasi tempur. Ini mengurangi risiko kehilangan awak dan memungkinkan operasi di medan pertempuran dengan tingkat bahaya tinggi.
Selain itu, Fury dapat berfungsi sebagai “loyal wingman,” berkolaborasi dengan pesawat tempur berawak seperti F-22 Raptor untuk memperkuat armada udara. Misi-misi ini meliputi pengintaian, perlindungan, dan serangan, dengan kemampuan menyesuaikan muatan secara fleksibel sesuai kebutuhan operasi.
Dibandingkan sistem drone sebelumnya, Fury dibangun dari awal sebagai pesawat tempur otonom murni, bukan modifikasi dari pesawat berawak yang diadaptasi, sehingga memiliki integrasi AI yang lebih baik dan performa optimal dalam berbagai skenario tempur.
Jadi, keunggulan Fury terletak pada performa tinggi, kemampuan otonomi penuh, manuverabilitas ekstrim, serta fungsi kolaboratif dengan pesawat pilot berawak, menjadikannya pionir dalam pengembangan pesawat tempur masa depan.
Pesawat otonom dapat terbang dan melaksanakan misi secara mandiri tanpa campur tangan manusia secara langsung selama penerbangan.
Pesawat ini menggunakan kecerdasan buatan dan sistem otomatis yang mampu membuat keputusan, menghindari rintangan, serta menyelesaikan tugasnya secara mandiri. Dengan demikian, pesawat otonom tidak membutuhkan pengendali manusia baik di dalam maupun di luar pesawat.
Sedangkan pesawat dengan pilot jarak jauh dikendalikan secara langsung dari jarak jauh oleh seorang operator atau pilot manusia melalui stasiun kontrol darat (Ground Control Station).
Meskipun pesawat ini tanpa awak di udara, pilot manusia tetap mengendalikan semua aspek penerbangan seperti navigasi, manuver, dan pelaksanaan misi secara real-time. Jadi, kendali berada di tangan manusia yang memanipulasi pesawat dari lokasi terpisah.
Singkatnya, pesawat otonom beroperasi secara mandiri dengan AI tanpa intervensi manusia selama misi, sementara pesawat pilot jarak jauh dikendalikan langsung oleh manusia dari jarak jauh untuk setiap keputusan penerbangan.
Perbedaan ini penting dalam konteks kemampuan, risiko, dan aplikasi operasional militer atau sipil saat ini. **