Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Perjalanan panjang ditempuh Timnas Indonesia di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Perjuangan Skuad Garuda di kualifikasi ini diawali 730 hari lalu. Kita tahu faktanya mimpi ke gelaran permainan olahraga paling akbar se dunia itu gagal kita raih.
Kekalahan dari Saudi Arabia 2-3 dan 0-1 dari Irak menyadarkan kita bahwa Garuda masih harus banyak berbenah.
Pada Oktober 2023, perjuangan Timnas Indonesia dimulai. Timnas Indonesia yang kala itu dilatih Shin Tae-yong menghadapi Brunei Darussalam di Ronde 1.
Timnas Indonesia menang dua kali atas Brunei Darussalam. 6-0 di Jakarta dan 6-0 di Brunei, sehingga Garuda menang dengan agregat 12-0.
Kemenangan itu membawa Timnas Indonesia melaju ke Ronde 2. Di babak ini, Skuad Garuda masuk di Grup F bersama Irak, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.
Bersaing dengan dua tim asal ASEAN lainnya, Timnas Indonesia mmapu finis di peringkat 2 klasemen akhir Grup F Ronde 2 sehingga berhak melaju ke Ronde 4.
Perolehan poin Timnas Indonesia di Ronde 2 adalah 10 poin, hasil dari tiga kali menang, sekali seri, dan dua kali kalah dari Irak.
Asa bermain di Piala Dunia 2026 pun muncul di Ronde 3, babak dimana ada enam tiket lolos langsung ke Piala Dunia dan dua di antaranya bisa diperebutkan Timnas Indonesia di Grup C yang banyak pengamat menyebut sebagai grup neraka karena Timnas Indonesia tergabung dengan Jepang, Australia, Arab Saudi, Tiongkok, dan Bahrain.
Harapan itu gagal terwujud karena Timnas Indonesia cuma finis di posisi keempat.
Dua tiket main di Piala Dunia 2026 dari Grup C menjadi milik Jepang dan Australia. Tapi harapan masih tetap ada karena Jay Idzes dkk berhak melaju ke babak berikutnya, Ronde 4 setelah finis di peringkat 4 Grup C Ronde 3.
Hanya dua tim di Grup C Ronde 3 yang berlaga di Ronde 4, yaitu Timnas Indonesia dan Arab Saudi yang menempati peringkat 3 Grup C Ronde 3.
Dan kedua tim itu lagi-lagi satu kolam di Grup B Ronde 4. Sekali lagi Timnas Indonesia dan Arab Saudi harus saling sikut untuk memperebutkan satu tiket ke Piala Dunia 2026, termasuk juga Irak. Kita sudah tahu hasilnya, pemain, suporter fanatik Garuda menangis kecewa.
Kekalahan melawan Arab Saudi dan Irak sangat menyesakkan. Srategi pelatih Patrick Kluivert mengundang tanya dan hasilnya menyesakkan. Tidak mengherankan nama Shin Tae Yong kembali diteriakkan suporter Garuda usai ditekuk Irak.
Meskipun kalah, Indonesia menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan di bawah pelatih kepala baru Patrick Kluivert , yang terus menerapkan gaya permainan yang lebih cair dan berbasis penguasaan bola.
Masuknya pemain-pemain berpengalaman Eropa, seperti Jay Idzes dan Kevin Diks , telah menambah stabilitas pertahanan, meskipun tim masih perlu meningkatkan kemampuannya untuk merespons lawan yang lebih kuat secara fisik dan lebih tajam secara taktis.
Melawan Indonesia sempat menunjukkan potensi, terutama di babak kedua, tetapi kurangnya penyelesaian akhir mereka di depan gawang terbukti merugikan.
Piala Dunia mendatang di 2030 memang masih lama, tetapi Timnas terutama PSSI harus berbenah. Pemecatan STY mendadak penunjukkan Kluivert, pemilihan pemain, pembenahan liga terutama harus dikedepankan.
Bos Eric Thohir memang sudah meminta maaf kepada warga Indonesia dan mengucapkan terimakasih kepada para pemain. Namun seperti Anda dan saya rasanya itu belum cukup.
Nama Kluivert pun langsung trending di media sosial, khususnya X. Tagar Kluivert Out menggema dengan 25 ribu cuitan yang terpantau hingga artikel ini dimuat.
Statistik Kluivert di Kualifikasi Piala Dunia 2026 memang kurang mencolok. Dari tujuh laga, dia hanya mampu membukukan dua kemenangan, dan sisanya kalah.
Produktivitasnya juga jeblok. Juru taktik berpaspor Belanda itu hanya mampu membantu Timnas mencetak lima gol, tiga di antaranya berasal dari hadiah penalti. Jumlah kebobolannya pun jauh lebih banyak, yaitu 15 kali.
Minggu, 12 Oktober 2025 patut kita peringati Hari Sedih Nasional untuk Indonesia. ***