Menu

Mode Gelap

Headline

Suami Istri Wajib Tahu 5 Tipe Pengadopsi Teknologi, Agar Tidak Ribut Mulu dan Boncos

badge-check


					Suami Istri Wajib Tahu 5 Tipe Pengadopsi Teknologi, Agar Tidak Ribut Mulu dan Boncos Perbesar

Penulis: Jayadi |  Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, ORLANDO– Ketika sebuah teknologi baru muncul seperti mobil listrik tidak semua orang bereaksi dengan cara yang sama. Sebagian langsung membeli, sebagian menunggu, dan sebagian lagi justru enggan berubah.

Untuk memahami pola ini, sosiolog Everett M. Rogers memperkenalkan teori Diffusion of Innovations, yang membagi masyarakat menjadi lima tipe pengadopsi teknologi:

1. Innovators (Inovator)
Mereka adalah individu yang pertama kali mencoba inovasi. Berani mengambil risiko, mereka biasanya memiliki pengetahuan teknis dan akses ke sumber daya. Dalam konteks mobil listrik, inovator adalah orang yang membeli ketika teknologinya masih baru dan belum terbukti di pasar luas.

2. Early Adopters (Pengadopsi Awal)
Kelompok ini cepat mengadopsi inovasi setelah para inovator, tetapi dengan pertimbangan yang matang. Mereka punya pengaruh sosial kuat dan sering jadi panutan dalam komunitasnya. Contohnya, mereka membeli mobil listrik saat reputasinya mulai baik dan dianggap simbol perubahan gaya hidup modern.

3. Early Majority (Mayoritas Awal)
Mereka mulai membeli ketika teknologi sudah cukup mapan. Kelompok ini lebih berhati-hati dan baru tertarik ketika banyak bukti bahwa produk tersebut aman, terjangkau, dan fungsional. Di pasar mobil listrik, mereka masuk saat jaringan stasiun pengisian sudah luas dan harga mobil lebih kompetitif.

4. Late Majority (Mayoritas Akhir)
Orang-orang dalam kelompok ini skeptis terhadap inovasi. Mereka baru membeli ketika mayoritas orang di sekelilingnya sudah memakai, dan ketika perubahan sudah tidak bisa dihindari. Misalnya, mereka membeli mobil listrik ketika mobil berbahan bakar fosil mulai dibatasi.

5. Laggards (Kolot/ Pengadopsi Terakhir)
Ini adalah kelompok paling konservatif, yang sangat lambat mengadopsi teknologi baru. Mereka lebih nyaman dengan cara lama dan seringkali membeli hanya karena tidak ada pilihan lain. Mereka bisa jadi membeli mobil listrik ketika mobil bensin sudah benar-benar tidak dijual.

Baca juga

Roy Suryo Mungkin Baca “Just My Type” Berisi Seni Koleksi Huruf, Kapan Diciptakan?

Suami Istri Perlu Mengetahui

Suami istri perlu mengetahui lima tipe pengadopsi teknologi menurut Everett M. Rogers karena pemahaman ini bisa jadi kunci untuk mengurangi konflik dan meningkatkan harmoni dalam rumah tangga, terutama terkait dengan adopsi atau penolakan hal-hal baru.

Berikut adalah beberapa alasannya:

1. Memahami Perbedaan Karakter dan Reaksi terhadap Perubahan
Setiap orang punya kecenderungan alami dalam menghadapi hal baru. Mungkin salah satu pasangan adalah seorang Innovator yang selalu ingin mencoba gadget terbaru atau metode baru dalam mengelola keuangan. Sementara itu, pasangannya bisa jadi seorang Laggard yang merasa nyaman dengan cara lama dan enggan berubah. Mengetahui ini membantu:

* Mengurangi frustrasi: Jika suami tahu istrinya adalah seorang Laggard, ia tidak akan terlalu kesal jika istrinya enggan mencoba aplikasi pembayaran digital yang baru. Sebaliknya, istri akan memahami jika suaminya ingin langsung membeli smart TV terbaru.

* Membangun empati: Masing-masing pihak bisa lebih berempati pada cara pandang pasangannya, alih-alih menganggapnya “kuno” atau “terlalu terburu-buru”.

2. Mencegah Konflik Finansial dan Prioritas
Perbedaan dalam adopsi teknologi seringkali berujung pada perbedaan prioritas pengeluaran atau investasi.

* Innovator/Early Adopter: Cenderung rela mengeluarkan uang lebih untuk mencoba hal baru. Ini bisa jadi sumber konflik jika pasangan lain adalah Late Majority atau Laggard yang melihat pengeluaran tersebut sebagai pemborosan.

* Late Majority/Laggard: Akan cenderung menunda pembelian atau investasi, bahkan untuk hal yang mungkin sudah umum dan bermanfaat, karena menunggu harga turun atau keharusan. Ini bisa menyebabkan gesekan jika salah satu pasangan ingin bergerak lebih cepat.

Memahami tipe masing-masing membantu pasangan menentukan strategi finansial bersama yang lebih realistis dan menghindari pemborosan yang tidak perlu.

3. Merencanakan Pengenalan Inovasi dalam Rumah Tangga

Apakah itu membeli peralatan rumah tangga baru, mengadopsi cara mendidik anak yang berbeda, atau bahkan mencoba platform streaming baru, inovasi tidak hanya sebatas teknologi.

* Jika salah satu pasangan adalah Early Adopter dan ingin memperkenalkan sesuatu yang baru, ia bisa lebih strategis dalam “menjual” ide tersebut kepada pasangannya yang mungkin seorang Early Majority atau Late Majority dengan menunjukkan bukti keberhasilan atau manfaatnya.

* Misalnya, alih-alih langsung membeli robot vacuum cleaner, seorang istri yang adalah Early Adopter bisa menunjukkan video ulasan atau testimoni dari teman yang sudah menggunakannya kepada suaminya yang lebih pragmatis (Early Majority).

4. Menentukan Peran dalam Pengambilan Keputusan

Dalam rumah tangga, seringkali ada pembagian peran tidak tertulis. Dengan mengetahui tipe adopsi, pasangan bisa:

* Membagi tugas: Mungkin Innovator bertugas mencari tahu dan mencoba hal-hal baru, sementara Early Majority bertugas mengevaluasi kelayakan dan manfaat jangka panjang sebelum adopsi massal oleh seluruh keluarga.

* Menghargai keunikan: Pasangan bisa menghargai bahwa ada yang perlu waktu lebih lama untuk beradaptasi, dan ada yang memang selalu ingin berada di garis depan.

5. Membangun Komunikasi yang Lebih Efektif

Pada akhirnya, semua ini bermuara pada komunikasi. Mengetahui tipe masing-masing memungkinkan pasangan untuk:

* Menggunakan bahasa yang tepat: Tidak memaksakan ide kepada Laggard, atau tidak meremehkan antusiasme seorang Innovator.

* Bernegosiasi lebih baik: Mencari titik tengah yang mengakomodasi kebutuhan untuk berinovasi sekaligus kebutuhan akan keamanan dan stabilitas.

Dengan memahami lima tipe pengadopsi ini, suami istri tidak hanya memahami perbedaan masing-masing, tetapi juga dapat mengelola harapan, menyusun strategi, dan berkomunikasi lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama dalam rumah tangga yang terus berkembang di era digital ini.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

KH Mochamad Irfan Yusuf, Menteri Kedua Kabinet Merah Putih Prabowo Asal Jombang

8 September 2025 - 19:29 WIB

Dilewati Rombongan Pengantin, Jembatan Gantung di Tolitoli Putus 4 Orang Tewas

8 September 2025 - 15:45 WIB

Begini Kata Prabowo Subianto Terkait Tuntutan 17+8, Apakah Sesuai Harapan Anda?

8 September 2025 - 09:10 WIB

Manisa BBSK Juara Tanpa Kalah di Turnamen Ferdi Zeyrek, Megatron Tetap Sopan-santun

8 September 2025 - 08:38 WIB

Gus Yani Bupati Gresik Apresiasi Gubernur Jatim: Kirim Logistik untuk Pulau Bawean Lewat KRI Surabaya 591

8 September 2025 - 00:35 WIB

Xin Zhilei Menangkan Aktris Terbaik di Festival Film Venesia

7 September 2025 - 20:55 WIB

Viral se Indonesia, Kacunk Motor Konten Otomotif dan Poligami Digugat di PN Tulungagung

7 September 2025 - 19:57 WIB

Korban Mutilasi Tiara AS dari Lamongan, Kapolres Mojokerto: Pelaku Sudan Ditangkap, Senin Konferensi Pers

7 September 2025 - 17:33 WIB

Bupati dan Kapolres Jombang Patroli: Kita Pastikan Malam Ini Semua Aman!

7 September 2025 - 13:33 WIB

Trending di Headline