Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, JAKARTA– Spesialis Paru, dr. Ditriana, M.Ked(Paru), Sp.P, FISR, menyarankan agar pasien yang memiliki riwayat pengobatan tuberkulosis (TB) namun belum menyelesaikan pengobatan untuk segera melakukan pemeriksaan ulang dan berkonsultasi dengan dokter.
“Saran untuk pasien TB yang pernah menelan obat anti tuberkulosis (OAT) lebih dari satu bulan dan tidak meneruskannya selama lebih dari dua bulan berturut-turut, harus diperiksakan juga Mycobacterium tuberculosis paru (MTB) dan resistensi OAT melalui pemeriksaan TCM atau tes cepat molekuler, serta dilakukan pemeriksaan foto toraks,” jelas dr. Ditriana, yang juga tercatat sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), saat dihubungi ANTARA dari Jakarta pada hari Minggu.
Selain itu, dokter yang berpraktik di RS Hermina Bitung ini memberikan beberapa rekomendasi agar penderita TB dapat mencegah penularan kepada orang lain. Di antaranya adalah minum obat secara rutin, menutup mulut saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau sapu tangan, serta tidak membuang dahak sembarangan. Lebih baik dahak dibuang ke kloset atau toilet.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan tangan dengan mencuci menggunakan sabun dan air mengalir. Selain itu, memastikan ventilasi udara yang baik di dalam rumah juga sangat dianjurkan untuk membantu sirkulasi udara.
Bagi masyarakat umum, dr. Ditriana menyarankan beberapa langkah pencegahan agar tidak terpapar TB, seperti melakukan vaksinasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) pada bayi usia 0-3 bulan. Selain itu, menjalani olahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menghindari merokok juga sangat dianjurkan. Menghindari kontak erat dengan penderita TB juga merupakan langkah penting untuk mencegah penularan.
Ia juga mengingatkan pentingnya membuka jendela pada pagi hari untuk meningkatkan sirkulasi udara di rumah serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang guna mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Di laman tbindonesia disebutkan bila pengobatan tuberkulosis (TB) tidak diteruskan, gejala yang muncul bisa menjadi lebih parah dan risiko komplikasi meningkat. Beberapa gejala dan dampak yang mungkin muncul antara lain:
Batuk yang berkepanjangan dan bisa menjadi lebih berat, termasuk batuk berdarah
Kuman TB bisa mengalami mutasi sehingga menjadi resisten atau kebal terhadap obat, membuat pengobatan lebih sulit dan lama
Meningkatnya risiko gagal pengobatan dan kekambuhan penyakit
Penyebaran infeksi TB ke orang lain menjadi lebih besar
Gejala umum TB yang memburuk seperti demam, penurunan berat badan, dan kelelahan yang semakin parah
Jika sudah resisten obat, pengobatan memerlukan dosis lebih tinggi dan efek samping obat yang lebih berat
Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak menghentikan pengobatan TB sebelum waktu yang ditentukan dokter agar mencegah gejala memburuk dan resistensi obat.***