Menu

Mode Gelap

Headline

Cuaca Ekstrem Feri KMP Nusa Makmur Kandas di Selat Bali, SAR Evakuasi 46 Penumpang 29 Kru Bertahan Hingga Air Pasang

badge-check


					Cuaca di kawasan Bali dan Banyuwangi masih ekstrem hingga tanggal 23 Maret 2024, sebuah feri KMP Nusa Makmu terseret ombak hingga memasuki kawasan dangkal dan kandas, Kamis 20 Maret 2025. Tangkap layar video Instagram@bwi.info Perbesar

Cuaca di kawasan Bali dan Banyuwangi masih ekstrem hingga tanggal 23 Maret 2024, sebuah feri KMP Nusa Makmu terseret ombak hingga memasuki kawasan dangkal dan kandas, Kamis 20 Maret 2025. Tangkap layar video [email protected]

Penulis: Yoli Andi Purnomo  |  Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, BALI– Feri Kapal Motor Penumpang (KMP) Nusa Makmur mengalami insiden kandas di perairan Selat Bali pada Kamis pagi, 20 Maret 2025. Lokasi kandas diperkirakan berada kurang dari satu mil dari Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.

Ni Putu Cahyani Negara, Kasi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli (KBPP) KSOP Tanjung Wangi, menuturkan bahwa  kapal tersebut mengalami kandas akibat surutnya perairan di dekat Gilimanuk,  hingga mencapai kedalaman 1,8 meter. Selain itu, kondisi arus yang kuat dan angin kencang juga berkontribusi terhadap insiden ini.

Cahyani Negara menyatakan bahwa upaya awal untuk menarik kapal menggunakan metode towing gagal karena kapal masih tersangkut di dasar laut akibat pasir dan karang.

 Tim SAR gabungan dari Basarnas, Polair, dan KSOP Ketapang segera turun tangan untuk mengevakuasi penumpang dan memastikan keselamatan mereka.

Tim SAR memberikan pernyataan terkait evakuasi KMP Nusa Makmur yang kandas di perairan Gilimanuk. Dewa Putu Hendri Gunawan, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, menjelaskan bahwa setelah menerima informasi permintaan bantuan dari TNI AL pada pukul 06.30 WITA, tim SAR segera dikerahkan.

Evakuasi dimulai sekitar pukul 08.15 WITA, menggunakan beberapa jenis perahu, termasuk rigid inflatable boat dan rubber boat. Selama proses evakuasi, tim berhasil mengevakuasi 46 orang penumpang ke arah Gilimanuk dan dua orang ke Tanjung Wangi dalam rentang waktu hingga pukul 11.00 WITA.

Sementara itu, 29 penumpang dan seluruh kru kapal tetap berada di atas kapal hingga air laut pasang untuk menarik kapal keluar dari posisi terjebak.

Setelah menunggu air pasang, KMP Nusa Makmur berhasil ditarik oleh KMP Nusa Penida dan bersandar di Dermaga Gilimanuk sekitar pukul 12.05 WITA

Kapal tersebut mengangkut total 90 orang, terdiri dari 77 penumpang dan 13 kru, serta membawa 32 unit kendaraan berbagai jenis.

Insiden ini terjadi sekitar pukul 02.00 WITA, ketika kapal yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk terjebak akibat angin kencang dan arus laut yang kuat.

Upaya awal untuk menarik kapal oleh KMP Nusa Dua tidak berhasil, sehingga keputusan diambil untuk menunggu air laut pasang.

Evakuasi penumpang dilakukan secara bertahap. Tim SAR gabungan mulai melakukan evakuasi pada pukul 08.15 WITA, menggunakan beberapa perahu dan kapal patroli.

Sebanyak 46 penumpang berhasil dievakuasi ke darat, sementara 29 penumpang dan seluruh kru tetap berada di atas kapal hingga air laut pasang.  KMP Nusa Makmur akhirnya bisa ditarik dan bersandar di Dermaga Gilimanuk sekitar pukul 12.05 WITA.

Kepala Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polres Jembrana menyatakan bahwa pihaknya terus memantau kondisi cuaca dan arus laut untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Cuaca Ekstrem

Dikutip dari radarbanyuwangi.id, BMKG mengeluarkan peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem, berupa angin kencang hingga hujan badai di Banyuwangi, yang berpotensi terjadi hingga 23 Maret mendatang.

Hujan dan angin kencang berpotensi terjadi akibat beberapa faktor atmosfer. Termasuk adanya dinamika atmosfer yang menunjukkan adanya gangguan gelombang Ekuatorial Rossby dan Madden-Jullian Oscillation (MJO) secara spasial yang diperkirakan akan melintasi wilayah Jawa Timur.

Sehingga, mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan cumulonimbus (Cb) di wilayah Jatim.

Diharapkan akan lebih waspada untuk wilayah dengan topografi curam seperti perbukitan dan gunung, dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem dapat berupa terjadinya banjir, tanah longsor, jalan licin, hingga pohon tumbang. **

**

 

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Keluarga Menkeu Purbaya Dapat Teror Mistis, Begini Cerita Sang Anak

14 Oktober 2025 - 19:56 WIB

Gaya Komunikasi Politik Menkeu Purbaya Disorot DPR RI

14 Oktober 2025 - 18:09 WIB

BBM Etanol 10 Persen, Harga Harus Lebih Murah, Namun Tetap Saja Rugi

14 Oktober 2025 - 16:04 WIB

Bupati Lantik Pengurus Baznas: Jalankan Penuh Ikhlas dan Bertanggung Jawab

14 Oktober 2025 - 15:08 WIB

Petrokimia Perkenalkan Pemupukan Petro Spring, Gunakan Drone 8 Jam Rp 6 Juta

14 Oktober 2025 - 14:23 WIB

Kepsek Tampar Siswa Ketahuan Merokok, Orang Tua Lapor Polisi 630 Pelajar Demo

14 Oktober 2025 - 12:39 WIB

Hasil Autopsi: Penyebab Kematian Tersangka Curwan di Lumajang Asam Lambung

14 Oktober 2025 - 12:24 WIB

Prabowo Hapus PIK 2 dari Daftar Proyek Strategis Nasional, Saham Langsung Anjlok!

14 Oktober 2025 - 11:51 WIB

Ian Douglas Martin Penulis Buku Politik Jatah Preman: Isinya Bikin Merinding

14 Oktober 2025 - 10:58 WIB

Trending di Headline