Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JOMBANG- Lapangan Pemkab Jombang menjadi pusat momentum penting bagi komunitas seni budaya Jombang. Kirab budaya “Kesenian Jaranan Jombang”, menampilkan vitalitas kelompok seniman Jaranan Dor yang telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, Minggu pagi, 7 Desember 2025 Desember 2025.
Dari total 18 kelompok yang tergabung dalam Perkumpulan Kesenian Jaranan Jombang (PKJJ), sebanyak 15 kelompok ikut tampil dalam acara tersebut, dimulai pukul 07.00 WIB dari Lapangan Pemkab Jombang.
Kirab Kesenian Jaranan Jombang dimulai dari halaman belakang Kantor Pemkab Jombang (Lapangan Pemkab) di Jalan Wahid Hasyim dan berakhir di Sentra Wisata Kuliner Ahmad Dahlan.
Rute lengkap meliputi: mulai dari Kantor Pemkab Jombang Jalan Wahid Hasyim ke selatan, simpang empat Kebonrojo ke arah barat, Jalan Ahmad Dahlan, hingga tiba di Sentra Wisata Kuliner sekitar pukul 09.00 WIB.

Atraksi kesenian popular asli Jombang bernama Jaranan Dor, diikuti oleh 15 kelompok seni Jaranan Dor menjadi hiburan tersendiri, ketika tampil melakukan kirab dari alun-alun Kebon Rojo hingga ke Sentra PKL Ahmad Dahlan. Fotol: Jombangkab.go.id
Acara ini dibuka pukul 07.00 WIB oleh Bupati Warsubi dengan pelepasan menggunakan cemeti, melibatkan 15 kelompok seniman yang menampilkan atraksi kontinu sepanjang jalan protokol, bertepatan dengan Car Free Day.
Ketua PKJJ, Joko Fattah Rochim, menyebutkan partisipasi ini melibatkan atraksi Jaranan Dor asli Jombang beserta kesenian pendukung seperti reog, bantengan, celeng, dan barongan, yang mengikuti rute protokol hingga Sentra Wisata Kuliner Ahmad Dahlan.
Sebelum melepas kirab yang ditandai dengan lecutan pecut (cemeti), Bupati Warsubi menegaskan untuk menjaga dan melestarikan warisan seni budaya daerah.
“Jaranan Jombang, atau yang akrab disebut Jaranan Dor, adalah kesenian kuda lumping yang telah tumbuh dan berkembang sejak lama di tengah masyarakat Jombang. Saya yakin, Jaranan Dor ini sudah merakyat,” ujar Bupati Warsubi.
Bupati Jombang, Warsubi, S.H., M.Si, hadir memberikan penghargaan tinggi atas dedikasi para seniman yang menjaga dan mengembangkan tradisi kuda lumping ini. Ia menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan budaya sebagai identitas kolektif yang hidup dan merakyat di masyarakat Jombang.
“Kesenian Jaranan Dor bukan sekadar hiburan, tapi warisan budaya yang memperkuat ikatan sosial dan nilai-nilai kebersamaan. Keberadaan seni ini buktikan bahwa kekayaan budaya lokal masih sangat relevan dan harus kita jaga bersama demi generasi berikutnya,” ujar Warsubi.
Di sela acara, Bupati Warsubi juga mengingatkan warga untuk merenungkan solidaritas kemanusiaan dengan berdoa bagi korban bencana banjir bandang di Sumatera.
Kepedulian ini sekaligus mengangkat rasa empati dan kesadaran akan kerentanan bersama terhadap ancaman bencana yang kini mengintai berbagai wilayah, tak terkecuali Kabupaten Jombang.
Selain pesan budaya dan kemanusiaan, Warsubi memerintahkan agar kesenian Jaranan Dor diintegrasikan ke event tahunan Jombang Fest guna meningkatkan eksistensi dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian budaya. Hal ini disambut antusias oleh seluruh peserta kirab sebagai semangat gotong royong budaya.
Rute kirab yang melewati jalan-jalan protokol utama seperti Jalan Adityawarman dan Jalan Dr. Sutomo menghadirkan tontonan yang edukatif sekaligus menghidupkan ruang publik selama Car Free Day.
Kerjasama berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan ini menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat menjadi perekat sosial sekaligus sumber inspirasi positif untuk kemajuan Kabupaten Jombang.**






