Penulis: Wibisono | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SIDOARJO-Tim SAR gabungan kembali menemukan 12 jenazah dan satu lagi potongan tubuh manusia dari balik reruntuhan bangunan lantai empat musala gedung Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur
Nanang Sigit Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya selaku On Scene Coordinator (OSC) menjelaskan, dengan dievakuasinya satu jenazah dan satu potongan tubuh tersebut total korban meninggal dalam peristiwa ini mencapai 39 orang. Keduanya dievakusi oleh Tim SAR dari Sektor A3.
“Jam 10.34 WIB dan 11.15 WIB ditemukan dua korban ya. Memang kondisi satu body part, satu kita anggap jenazah,” jelasnya.
Nanang menyebut, hingga siang ini jumlah keseluruhan korban yang sudah terevakusi mencapai 143 orang dengan rincian 104 selamat, 39 meninggal dunia dengan dua di antaranya dalam kondisi body part.
Angka temuan itu juga mengurangi jumlah korban yang masih dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian sebanyak 24 orang. Kendati demikian, jumlah tersebut belum dapat dipastikan keabsahannya, sebab angkanya didapatkan berdasarkan dari daftar absensi santri yang dirilis oleh pihak pondok pesantren.
Deputi 3 BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, mengatakan hasil yang pasti akan segera diketahui setelah seluruh beton maupun puing terangkat secara keseluruhan.
“Tapi ini kan data dari pihak pondok pesantren. Nanti itu akan terbukti akurat apabila seluruh pembersihan telah selesai dan mencapai titik tanah lantai dasar sebagai akhir dari pencarian kita,” jelas Budi, Minggu (5/10/2025).
Menurut laporan dari lapangan, jenazah paling banyak ditemukan berada di lantai satu sisi utara. Keberhasilan penemuan itu terjadi setelah hampir 60 persen lebih reruntuhan dan puing berhasil diangkat dan dibersihkan.
“Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,” ungkap Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan.
Adapun proses pembersihan puing reruntuhan sudah lebih dari 60 persen. Namun di balik seluruh rangkaian pembersihan puing dan reruntuhan hingga Minggu siang, tim gabungan menemui satu kendala, yakni adanya salah satu beton yang terhubung dengan gedung atau bangunan di sebelahnya.
Sebagai solusi, BNPB telah meminta tim ahli dari Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) untuk melakukan investigasi forensik struktur bangunan secara menyeluruh sehingga dapat memberikan rekomendasi sesuai keilmuan kepada tim pembersihan dan evakuasi.***