Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, SURABAYA– Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal Rich Dad Poor Dad, kembali menggemparkan publik dengan pandangannya yang tajam mengenai sistem keuangan global saat ini. Dalam sebuah wawancara, ia mempertanyakan logika menabung uang di tengah praktik pencetakan uang besar-besaran oleh bank sentral.

“Mengapa kamu harus menabung uang ketika mereka mencetak uang terus-menerus? Semua negara mencetak uang sekarang,” katanya. Kiyosaki menekankan bahwa dirinya tidak menyimpan uang, tetapi justru membangun bisnis.
Ia menyoroti titik balik penting dalam sejarah ekonomi dunia, yakni pada 1971 ketika Presiden AS Richard Nixon memutus keterkaitan dolar dengan cadangan emas. Sejak saat itu, pemerintah bebas mencetak uang tanpa batas. Menurutnya, narasi seperti “sekolah yang rajin, dapatkan pekerjaan, dan menabunglah” hanyalah bagian dari sistem lama yang menyesatkan.
Sistem perbankan global, menurut Kiyosaki, tidak bergantung pada ideologi kapitalisme atau komunisme. “Bank mengendalikan dunia. Orang kaya mengendalikan dunia. Mereka tidak peduli kamu komunis atau kapitalis,” ujarnya. Ia menjelaskan konsep fractional reserve system, yakni sistem cadangan fraksional di mana bank hanya menyimpan sebagian kecil dari dana nasabah dan dapat meminjamkan sisanya hingga 10 kali lipat.
Dengan sistem ini, uang yang ditabung justru digunakan oleh bank untuk menciptakan uang baru, membuat nilai uang Anda tergerus. “Uangmu menjadi semakin tidak bernilai, sementara bank menjadi semakin kaya,” tambah Kiyosaki. Dahulu, bunga tabungan bisa mencapai 10 persen, kini hanya sekitar 1 persen atau bahkan kurang. Namun, bank tetap mendapat keuntungan besar dari meminjamkan uang tersebut berkali-kali.
Pesannya jelas: menabung bukan lagi strategi cerdas dalam ekonomi modern. Bagi Kiyosaki, membangun aset produktif seperti bisnis atau investasi adalah jalan yang lebih bijak dibanding menyimpan uang dalam sistem yang menggerus nilainya secara sistematis.
Simulasi Sistem Cadangan Fraksional
Misalnya, Anda menyimpan Rp10 juta di bank. Berdasarkan aturan cadangan wajib (reserve requirement) sebesar 10%, maka:
– Rp1 juta akan disimpan oleh bank sebagai cadangan.
– Rp9 juta sisanya dipinjamkan ke orang lain.
– Orang yang meminjam Rp9 juta itu kemudian membelanjakannya, dan uang itu masuk ke rekening orang lain di bank. Bank sekarang menerima Rp9 juta simpanan baru
– Menyimpan 10% dari Rp9 juta = Rp900 ribu sebagai cadangan.
– Meminjamkan lagi Rp8,1 juta ke pihak lain.
– Proses ini berulang terus, dan dari simpanan awal Rp10 juta, uang beredar (melalui pinjaman) bisa mencapai:
Total = \frac{Simpanan Awal}{Cadangan Wajib} = \frac{Rp10 juta}{10\%} = Rp100 juta
Inti Sistem Ini:
Bank tidak mencetak uang secara fisik, tapi menciptakan “uang giral” atau uang kredit melalui proses peminjaman berulang ini. Karena itulah sistem ini disebut sebagai “penciptaan uang oleh bank”.
Dampaknya:
– Uang beredar bertambah, meskipun uang asli hanya Rp10 juta.
– Nilai uang menjadi tergerus karena inflasi.
– Bank mendapat keuntungan dari bunga pinjaman berkali-kali lipat dari uang awal.
Sistem ini sah dan digunakan di hampir seluruh dunia, namun sering dikritik karena menciptakan ketimpangan antara bank dan masyarakat umum, seperti yang disoroti oleh Robert Kiyosaki.***