Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Menguap bukan sekadar tanda kelelahan atau kebosanan. Penelitian di bidang neurosains dan fisiologi menunjukkan bahwa cara Anda menguap dapat berkaitan erat dengan pengaturan suhu otak.
Singkatnya, ketika Anda menguap, Anda mengaktifkan mekanisme pendinginan otak otomatis yang membantu menjaganya tetap dalam kisaran optimal agar berfungsi dengan baik. Setidaknya, inilah teori yang paling banyak dianut tentang tindakan yang dilakukan oleh manusia dan direplikasi oleh banyak hewan.
Teori termoregulasi menguap secara bertahap mendapatkan dukungan ilmiah yang lebih luas. Menurut hipotesis ini, yang didukung oleh beberapa penelitian , menguap menghasilkan ventilasi yang dalam yang memasukkan udara dingin dan meningkatkan aliran darah di tengkorak, sehingga memungkinkan pembuangan panas otak secara efektif.
Sebuah eksperimen penting menunjukkan bahwa menguap dipicu ketika suhu otak naik, dan segera setelah menguap, suhunya turun. Fluktuasi suhu otak ini diamati pada hewan pengerat, tetapi pada manusia, hubungan ini juga dapat diamati melalui pengukuran suhu oral dan tengkorak.
Selain itu, frekuensi menguap bervariasi tergantung suhu lingkungan. Menurut analisis, menguap lebih umum dan berulang dalam kondisi sedang dibandingkan di lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas, dan berkurang ketika suhu luar mendekati atau melebihi suhu tubuh.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa ada ‘jendela termal’ optimal di mana menguap paling berguna sebagai tindakan pengaturan suhu tubuh.
Otak manusia bekerja paling optimal ketika berada dalam kisaran suhu tertentu. Ketika suhu melebihi batas ini, yang dapat terjadi karena stres, kelelahan, atau stimulasi berlebihan, kinerjanya dapat menurun. Hal ini memengaruhi konsentrasi, kewaspadaan, dan daya ingat , antara lain.
Menguap diyakini membantu memulihkan keseimbangan termal melalui berbagai mekanisme. Salah satunya adalah ventilasi , karena menghirup udara dingin dalam-dalam dapat mendinginkan pembuluh darah di tengkorak.
Mekanisme lainnya adalah pertukaran panas , karena darah yang bersuhu tinggi digantikan oleh darah yang lebih dingin di area-area penting. Mekanisme terakhir berkaitan dengan penguapan dan aliran hidung ; karena ventilasi sinus juga membantu mendinginkan darah yang menuju otak.
Oleh karena itu, jika Anda sering menguap saat sedang stres, berpikir, atau setelah melakukan aktivitas mental, Anda mungkin mengungkapkan bahwa otak Anda sedang mencoba mengatur suhunya untuk mendapatkan kembali efisiensi kognitif dan tetap waspada.***