Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM- SURABAYA– Delapan tahun silam, rumah tangga Monica runtuh akibat hadirnya orang ketiga. Luka yang ia alami bukan hanya soal perceraian, tetapi kenyataan pahit bahwa posisinya begitu cepat tergantikan.
“Dia berselingkuh. Yang menyakitkan bukan cuma perselingkuhannya, tetapi esok hari setelah putusan cerai, dia langsung menikah dengan wanita itu.” kata Monica di Instagramnya dua hari lalu.
Masa setelah perceraian menjadi fase paling berat bagi Monica sebagai ibu tunggal. Ia berusaha menahan kesedihan agar anak-anaknya tetap merasa aman dan terlindungi.
Setiap malam Monica menangis dalam diam supaya anak-anak tidak mendengarnya. Setiap pagi ia tetap bangun, membersihkan diri, lalu menguatkan hatinya sendiri. “Untuk anak-anak aku harus kuat.” tegasnya.
Perjuangan panjang itu akhirnya berbuah manis. Anak-anaknya tumbuh dengan baik dan kehidupannya kini jauh lebih tenang dibandingkan masa lalu.
Namun keadaan berubah ketika mantan suaminya kembali datang, membawa penyesalan setelah mengalami pengkhianatan dari istri barunya.
“Setelah 8 tahun dia datang kembali ke hidupku berkali-kali membawa penyesalan. Dia memohon rujuk. Dia bilang dia ingin pulang.” teranya.
Tekanan dari keluarga besar agar mereka kembali bersama pun muncul. Meski begitu, Monica memilih bersikap tegas dan menolak ajakan tersebut.
Ia tak ingin mengulang luka lama. Dengan tenang ia menyampaikan keputusannya, ‘Terima kasih, tapi kisah kita sudah selesai. Aku [tertawa] sudah melewati 8 tahun paling gelap dalam hidupku.”
Monica menegaskan dirinya tak mau kembali ke tempat yang pernah menghancurkannya. Ia juga menolak memberi kesempatan kedua untuk kembali disakiti.
Baginya, menerima mantan suami berarti mengabaikan seluruh proses bangkit yang telah ia jalani. “Rujuk artinya mengingkari proses penyembuhan yang sudah kugapai dengan susah payah” pungkasnya.***











