Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, JAKARTA– Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya Generasi Z (Gen Z), dalam mendukung laju ekonomi Indonesia. Ia berulang kali mengingatkan agar Gen Z menempuh pendidikan tinggi dengan sungguh-sungguh, karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menjadi kunci tercapainya target pertumbuhan nasional.
Imbauan di Media Sosial
Pesan ini sempat ia sampaikan melalui unggahan di Instagram SatoeIndonesia sebulan lalu. Namun, Purbaya tidak berhenti pada sekadar imbauan. Ia juga membagikan pengalaman pribadi terkait sebuah program terobosan yang akhirnya gagal dijalankan.
Program Cetak Ekonom yang Terhenti
Saat menjabat di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya pernah mengusulkan program ambisius untuk mencetak ekonom baru.
“Setuju kita cetak ekonom,” tegasnya.
Program tersebut dirancang dengan skema:
– 3 bulan magang di LPS
– 1 tahun penugasan di Kemenko Maritim dan Investasi
– Lanjut studi di universitas terbaik Amerika Serikat
Setelah berdiskusi dengan Rektor ITB, 10 kandidat terbaik berhasil dipilih. Namun, hasilnya mengejutkan: semua peserta mundur satu per satu.
“Dikasih 10, tapi sayangnya mereka satu persatu mundur sampai akhirnya semuanya mundur,” ungkap Purbaya.
Generational Gap Jadi Kendala
Purbaya kemudian menyadari akar masalahnya: perbedaan cara pandang antar generasi.
“Kalau zaman dulu kan dikasih itu senang. Kalau Gen Z mikirnya… Belajarnya 5 atau 6 tahun, belum tentu berhasil juga, mereka ngambil risiko,” jelasnya.
Menurutnya, Gen Z lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan jangka panjang. Mereka menilai jalur pendidikan panjang sebagai ketidakpastian, bukan jaminan karier. Fenomena serupa juga terjadi di internal LPS, ketika tawaran beasiswa langsung ke jenjang S3 dengan pembiayaan penuh tidak diminati sama sekali.
Perlunya Pendekatan Baru
Kisah ini menunjukkan tantangan besar dalam merekrut dan mempertahankan SDM unggul dari generasi terbaru. Purbaya menekankan perlunya strategi berbeda.
“Jadi mesti approach yang berbeda… mesti main-main sedikit lah dengan belajar psikologi Gen Z baru kita bisa kirim,” ujarnya.
Dorongan untuk Masa Depan
Meski program tersebut gagal, Purbaya tetap mendorong Gen Z agar serius berinvestasi pada pendidikan. Ia menegaskan bahwa SDM berkualitas sangat dibutuhkan untuk mencapai target ambisius pemerintah: pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.***







