Menu

Mode Gelap

Headline

Betapa Dahsyatnya Gen-Z Umur 13-28 Tahun Meruntuhkan Nepal, 20 Persen Pengangguran

badge-check


					Kantor pemerintahan dibakar Gen-Z Perbesar

Kantor pemerintahan dibakar Gen-Z

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, KATHMANDU– Apa yang bermula sebagai gerakan anak muda berusia 13 hingga 28 tahun di media sosial, untuk mengecam gaya hidup mewah “Nepo Kids” (anak pejabat), berujung pada lengsernya seorang perdana menteri serta kerusuhan sosial paling berdarah yang dialami Nepal dalam beberapa tahun terakhir. Pertanyaan besar kini muncul: seberapa dahsyat kekuatan Gen-Z?

Asap hitam membubung di atas langit Kathmandu, Rabu pagi, ketika tentara memberlakukan jam malam. Rumor merebak tentang kemungkinan pertemuan antara gerakan Gen Z yang kini tanpa pemimpin dengan tentara dan presiden.

Setelah dua malam penuh kekacauan, suasana tenang yang rapuh mulai terasa. Puluhan ribu orang sebelumnya memenuhi jalanan, melampiaskan kemarahan dengan membakar gedung parlemen dan Mahkamah Agung dua simbol utama negara serta bentrok dengan aparat keamanan. Menurut Kementerian Kesehatan, 30 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka.

Gerakan ini dipicu pada awal September oleh sekelompok anak muda Nepal yang muak melihat anak-anak politisi memamerkan tas desainer dan liburan mewah, sementara mayoritas rakyat berjuang untuk bertahan hidup. Rasa marah makin menguat karena krisis pengangguran dan kesenjangan ekonomi.

Larangan pemerintah atas lebih dari dua puluh platform media sosial yang
digunakan Gen-Z untuk berkomunikasi dan menyuarakan pendapat termasuk Instagram, Facebook, dan WhatsApp menjadi pemicu terakhir.

“Akumulasi frustrasi inilah yang melahirkan gerakan ini,” ujar Sareesha Shrestha, seorang peserta aksi, kepada CNN.

Menurut Bank Dunia, tingkat pengangguran usia 15–24 tahun di Nepal pada 2024 mencapai 20,8%. Banyak anak muda terpaksa bekerja di luar negeri, sehingga remitansi pribadi menyumbang lebih dari sepertiga (33,1%) PDB Nepal.

“Media sosial adalah satu-satunya tempat kami bisa berbicara, berbagi, dan mengikuti berita dunia,” kata Pramin, seorang pembuat film Nepal.

Senin pagi, ribuan anak muda termasuk pelajar berseragam sekolah berkumpul di Maitighar Mandala, sebuah monumen dekat gedung parlemen.

Namun, aksi damai itu berubah kacau ketika sebagian massa menerobos pagar parlemen dan bentrok dengan polisi. Menurut Reuters, aparat menembakkan peluru tajam, menggunakan meriam air, dan gas air mata. Hampir 19 orang tewas dan ratusan terluka hari itu.

“Kami semua merasa sangat putus asa dan tak berdaya,” ujar Shrestha.

Beberapa menteri, termasuk Menteri Dalam Negeri, mundur setelah gelombang protes memicu kemarahan luas di dalam dan luar negeri.

Namun pada hari berikutnya, jumlah demonstran justru bertambah. Rakyat dari berbagai usia menantang jam malam dan turun ke jalan, memprotes kekerasan aparat.

“(Gen Z) menuntut akuntabilitas dan penyelidikan yang adil terhadap korupsi, serta gaya hidup mewah anak-anak politisi,” kata Shree Gurung. “Tapi yang kami lihat justru pemerintah menggunakan kekerasan berlebihan dan membunuh anak-anak muda ini.”

Eskalasi Kerusuhan

Situasi makin parah. Massa merusak toko, menjarah bisnis, dan membakar gedung pemerintah. Bandara internasional utama Nepal sempat ditutup 24 jam. Mahkamah Agung dan kompleks Singha Durbar pusat kementerian ikut dibakar.

Foto-foto memperlihatkan massa berdiri di atas Singha Durbar sambil mengibarkan bendera Nepal, mengingatkan pada pemberontakan mahasiswa yang menggulingkan pemerintahan di Bangladesh tahun lalu.

Bahkan rumah pribadi Perdana Menteri KP Sharma Oli dirusak dan dibakar sebelum akhirnya ia menyatakan mundur dengan alasan “situasi luar biasa.”

Anak Muda Mengguncang Nepal

Protes ini dipimpin oleh generasi 13–28 tahun, yang dikenal sebagai Gen Z. Inilah kelompok yang biasanya dianggap belum punya kuasa besar, tetapi justru menunjukkan kekuatan politik yang dahsyat.

Mereka berhasil memaksa seorang perdana menteri mundur, menantang elit lama, sekaligus menuntut perubahan besar bagi masa depan Nepal.

“Menurut saya, Nepal siap melihat wajah-wajah muda berdampingan dengan yang berpengalaman,” kata Sahadev Khatry, seorang pengacara muda.

Namun, tidak semua optimis. “Ini sangat kacau. Semua grup WhatsApp penuh dengan diskusi dan ketakutan,” ujar seorang mahasiswa hukum 24 tahun. “Kami takut mahasiswa yang berunjuk rasa damai juga akan menjadi sasaran.”

Masa Depan Masih Kabur

Meski banyak merayakan kejatuhan Oli, rakyat Nepal juga berduka atas korban jiwa dan kehancuran kota. Tentara bersenjata masih menjaga ketat jam malam, sementara puing-puing kebakaran belum sepenuhnya padam.

Presiden Ramchandra Paudel menyerukan penyelesaian damai dan mengajak kaum muda berdialog. Nama mantan Ketua Mahkamah Agung, Sushila Karki, muncul sebagai calon kuat yang didukung demonstran untuk memimpin pemerintahan interim, meski masih ada hambatan hukum.

Betapa dahsyatnya anak-anak muda ini: dari usia belasan hingga akhir 20-an, mereka telah menunjukkan bahwa suara generasi baru mampu mengguncang negara, menumbangkan pemimpin, dan memaksa sistem politik menghadapi kenyataan baru.*****

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mahfud MD Bongkar Cara Main Nadiem Makarim, Gojek dan Google!

12 September 2025 - 09:04 WIB

Kebakaran Hebat Usaha Penggilingan Ban Bekas di Mojoagung, Keluarga Sandy Persia Alami Kerugian Rp 250 Juta

11 September 2025 - 20:49 WIB

Nama Senen Masuk dalam Pelantikan Pejabat di Pemkab Jombang, Warsubi: Masih Ada Gelombang Berikutnya

11 September 2025 - 18:21 WIB

KPK Menahan Ketua Kadin Kaltim Dayang Dona Tania, Kasus Suap IUP Rudy Ong

10 September 2025 - 22:30 WIB

Saraswati Keponakan Presiden Prabowo Memutuskan Mundur dari DPR, Ini Alasannya

10 September 2025 - 20:59 WIB

CSR PT Semen Indonesia di Situbondo: Renovasi Ponpes Hingga Bantu 12 Genset dan Sound System di Mangli

10 September 2025 - 19:40 WIB

Baru Saja Dilantik Jadi Menteri, Anak Bapak Kompak Bikin Pernyataan Viral

10 September 2025 - 12:37 WIB

Job-fit Pemkab Jombang, Soehartono: Jika Pak Senen Lolos dan Menjabat, Sungguh Melukai Hati Rakyat!

9 September 2025 - 20:35 WIB

KH Mochamad Irfan Yusuf, Menteri Kedua Kabinet Merah Putih Prabowo Asal Jombang

8 September 2025 - 19:29 WIB

Trending di Headline